Ahad 17 Dec 2023 16:08 WIB

Apresiasi Alumni, UGM Beri Penghargaan Alumni Mengabdi Award 2023

Sebanyak 56 calon mengikuti tahapan seleksi berkas.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Konferensi pers Alumni Mengabdi Award (AMA) 2023 di Grha Sabha Pramana Kampus UGM, Yogyakarta, Sabtu (16/12/2023) malam.
Foto: Idealisa Masyrafina
Konferensi pers Alumni Mengabdi Award (AMA) 2023 di Grha Sabha Pramana Kampus UGM, Yogyakarta, Sabtu (16/12/2023) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta memberikan penghargaan Alumni Mengabdi Award (AMA) 2023 kepada lima orang alumni yang telah mendedikasikan dirinya dalam bidang pengabdian masyarakat.

Alumni Mengabdi Award (AMA) adalah apresiasi penghargaan yang diinisiasi oleh KAGAMA sejak 2022 untuk segenap alumni UGM di manapun berada yang telah mendedikasikan karya bidang pengabdian masyarakat.

Salah satu juri, Prof Irfan Dwidya Prijambada, Guru Besar Fakultas Pertanian UGM menyampaikan, penganugerahan ini akan menjadi momentum yang berkesan karena sebagai ajang menyoroti kontribusi yang luar biasa dari para alumnus UGM yang telah secara aktif terlibat dalam inisiatif-inisiatif positif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Semangat tersebut sekaligus memperlihatkan bagaimana implementasi dari semboyan UGM yakni 'Mengakar Kuat dan Menjulang Tinggi' yang tertanam di dalam diri seluruh sivitas akademika," ujar Prof Irfan dalam konferensi pers di Grha Sabha Pramana, Kampus UGM, Sabtu (16/12/2023) malam.

Malam Penghargaan bagi Insan Alumni Mengabdi Awards 2023 masuk dalam rangkaian dari Dies Natalis ke-74 UGM. Sebanyak 56 calon mengikuti tahapan seleksi berkas, dan yang terpilih harus sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan dewan juri yakni dedikasi, konsistensi, kemandirian, dampak manfaat, dan daya aruh para nominator.

"Sebanyak 56 calon tersebut terdiri dari 39 laki-laki dan 17 perempuan, di antaranya juga ada satu orang disabilitas. Mereka berasal dari 18 fakultas, dua dari pasca sarjana dan dua vokasi," ujarnya.

Alumni Mengabdi Award merupakan penghormatan Kagama kepada para alumni UGM yang telah mengabdikan ilmu pengetahuan dan hidupnya untuk memecahkan masalah rakyat. Pertama, mereka memiliki inisiatif, kemandirian, dan dapat berkolaborasi dengan pihak lain untuk mengembangkan gagasan menjadi praktik nyata membantu menyejahterakan rakyat.

Kedua, memiliki komitmen, dedikasi, dan konsistensi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan kehidupan rakyat. Ketiga, gagasan dan tindakan dalam membantu rakyat tersebut memiliki pengaruh nyata dalam kehidupan sosial.

Alumni Mengabdi Award ini merupakan bagian dari kegiatan Nitilaku 2023 yang merupakan agenda tahunan Pengurus Pusat Kagama. Pemenang penghargaannya antara lain Pande Putu Setiawan, alumnus Magister Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang mendirikan Komunitas Anak Alam bersama kaum muda di Bali.

Mukhanif Yasin Yusup, alumnus Magister Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya yang mendirikan Yayasan Difapedia Indonesia Inklusi, lantas Haris Fuadi, alumnus Fakultas Peternakan yang berkiprah menjadi pelatih dan pembina sepak bola di Blora.

Kemudian Ritno Kurniawan, alumnus Fakultas Pertanian Departemen Sosial Ekonomi Pertanian yang mendedikasikan diri untuk merawat Hutan Lindung Gamaran, dan Nadlrotus Sariroh, alumnus Magister Manajemen Informasi dan Perpustakaan yang mengadvokasi buruh gendong 'Sayuk Rukun' di Yogyakarta.

Salah satu penerima penghargaan, Ritno Kurniawan menyampaikan harapannya agar apresiasi ini dapat menginspirasi juniornya di UGM untuk berbuat banyak untuk masyarakat. Mengingat saat ini mereka masih kekurangan kader.

"Kita kekurangan kader, dengan adanya ini dipublikasikan UGM jadi menginspirasi adik-adik UGM," kata Ritno.

Senada dengn Ritno, pendiri Yayasan Difapedia Indonesia Inklusi, Haris Fuadi menyampaikan harapannya dengan publikasi ini dapat membantu agar program-program untuk kelompok difabel bisa digerakkan dengan lebih massif.

"Kami harap ada program peningkatan UMKM difabel biar melek digital, dan memperkuat branding dengan berbagai pihak. Juga mengadvokasi isu difabel di Purbalingga, apalagi baru sekitar delapan persen difabel di sana yang menempuh pendidikan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement