Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)
REPUBLIKA.CO.ID, Suasana perpolitikan di Indonesia hingga pekan kedua bulan Januari tahun 2024 semakin terasa panas. Pembahasan mengenai debat calon presiden pada hari Ahad (7/1/2024) lalu masih mewarnai lini masa media sosial hingga saat ini. Berbagai bentuk konten digital, baik yang mendukung maupun yang menyerang kandidat bertebaran di berbagai media.
Tidak dimungkiri kemudahan untuk melakukan pengambilan, pemrosesan, penyimpanan, dan penyebaran berbagai aktivitas calon presiden dan calon wakil presiden ke dalam bentuk digital pada saat ini menjadi faktor utama dalam banyak berbagai bentuk konten digital tersebut.
Indonesia menurut laporan dari We are Social pada bulan Oktober tahun 2023 yang lalu merupakan salah satu negara yang penduduknya menghabiskan waktu di Internet lebih lama dari rata-rata penduduk dunia. Dan masih dalam laporan yang sama, Indonesia menjadi negara peringkat pertama yang paling lama menghabiskan waktunya di Internet dengan berbagai bentuk media sosial. Berbagai data lain dalam laporan tersebut, seperti adanya kecenderungan kelompok umur tertentu dengan penggunaan bentuk media sosial, media sosial yang paling banyak digunakan dalam sehari, dan lain sebagainya tentu menjadi masukan berharga bagi tim kampanye.
Penguasaan teknologi khususnya digital menjadi salah satu bagian yang tidak bisa diabaikan oleh tim kampanye pemilihan calon pemimpin bangsa dengan jumlah penduduk yang sudah lebih dari 270 juta di tahun 2024 ini. Adu kreativitas dalam pembuatan dan penyebaran konten digital menjadi pembeda antara kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Cepatnya pembuatan dan penyebaran konten digital dengan bentuk yang beraneka ragam memberikan warna di media sosial, terutama dalam upaya memberikan pengaruh pada calon pemilih. Pasca debat Ahad yang lalu misalnya, di keesokan harinya sudah terdapat berbagai bentuk konten digital, seperti potongan video, ilustrasi grafik, dan lain sebagainya disebarkan, baik bertujuan untuk mempromosikan ataupun untuk mendegradasi antar calon pemimpin yang bertanding.
Pemaksimalan penggunaan teknologi khususnya dalam pemrosesan dan penyebaran konten digital sangat tampak di kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024 ini. Berbagai apresiasi acap kali terlihat disampaikan di media sosial oleh pengamat, khususnya pada kreativitas yang dilakukan oleh masing- masing tim kampanye. Tidak dimungkiri selain hawa panas persaingan yang tampak terasa, terdapat pula berbagai pengetahuan baru yang bisa didapatkan dalam pemilu tahun ini. Adu kreativitas konten digital, seperti penggunaan Artificial Intelligence dalam pembuatan konten, detail ilustrasi digital yang dibuat, kreativitas dalam pemaksimalan media sosial yang berbeda segmen, dan lain sebagainya menjadi tontonan yang menarik tersendiri.
Berbagai kajian akademis dengan latar belakang yang berbeda juga telah berseliweran di media sosial berkaitan dengan hal tersebut. Dari sudut pandang Informatika, keriuhan digital pada pemilu kali ini tentu banyak yang bisa diulik dan dicermati untuk dijadikan ide-ide penelitian, baik bagi dosen maupun mahasiswa.
Bagi mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta yang dikenal sebagai perguruan tinggi yang lekat dengan teknologi digital tentu menjadi hal yang sangat menarik. Ide-ide penelitian baru untuk tugas akhir, skripsi, tesis, atau disertasi tentu diharapkan dapat muncul dari meriahnya kampanye tahun ini.
Hari ini, Rabu, 10 Januari 2024, Program studi S3 Informatika Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta kembali mengadakan kegiatan predoctoral bootcamp sebagai wadah bagi calon mahasiswa S3 untuk mempersiapkan proposal disertasinya. Harapan adanya ide yang bisa dituangkan dalam proposal disertasi dari ramainya adu kreativitas pemilu di tahun ini tentu diharapkan juga dapat muncul dari calon mahasiswa S3. Terus melakukan diskusi, adu gagasan, dan adu kreativitas diyakini bisa memberikan banyak dampak positif bagi kemajuan negara ini. Terus memperbanyak pengetahuan dan mengambil manfaat dari berbagai sudut pandang sesuai dengan bidang masing-masing menjadi hal utama yang dapat dilakukan sebagai civitas akademica.
Bahwa dalam proses pemilu yang kreatif di tahun ini bisa menghasilkan pemimpin terbaik tentu sangat diharapkan. Sebuah ayat ke-55 dari surat Yusuf dapat menjadi pengingat bersama baik untuk dapat bekerja sesuai bidang yang dikuasai atau untuk memilih calon pemimpin, "Dia (Yusuf) berkata, "Jadikanlah aku pengelola perbendaharaan negeri (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah) lagi sangat berpengetahuan."" Wallahu a’lam.