REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berupaya melakukan deteksi dini kasus stunting. Untuk itu, Dinkes melakukan skrining terhadap balita yang berisiko tinggi mengalami stunting.
“Saat ini ada sekitar seribu balita berisiko tinggi stunting, sehingga pada kegiatan ini kami mempertemukan mereka dengan dokter spesialis anak,” kata Kepala Dinkes Kota Pekalongan Slamet Budiyanto, Kamis (1/2/2024).
Slamet mengatakan, kegiatan skrining itu melibatkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Skrining balita dijadwalkan di 14 puskesmas. Menurut dia, nantinya dokter spesialis anak yang akan menetapkan anak mengalami stunting atau tidak.
“Dokter spesialis anak ini yang akan menentukan apakah balita yang skrining stunting, membutuhkan skrining lanjutan, atau memiliki penyakit penyerta,” kata Slamet.
Menurut Slamet, jika ada balita yang pertumbuhannya di bawah kurva, upaya penanganan perlu secepatnya dilakukan untuk mengurangi risiko. Selain skrining, kata dia, Dinkes Kota Pekalongan juga kegiatan penyuluhan pada orang tua balita terkait penanganan kasus stunting.