Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)
REPUBLIKA.CO.ID, Ibadah puasa Ramadhan tahun 1445 Hijriyah pada hari ini telah melewati pertengahan bulan. Hari ini bertepatan 17 Ramadhan 1445 Hijriyah, tanggal yang memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Sebuah tanggal yang diyakini merupakan hari diturunkannya ayat Alquran pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira yang terletak 5 kilometer dari kota Mekah, Arab Saudi.
Gua Hira yang berada di Gunung (Jabal) Nur saat ini merupakan salah satu destinasi wisata religi yang semakin dikembangkan oleh pemerintah Arab Saudi. Gua Hira menjadi salah satu lokasi yang sering disinggahi oleh jamaah haji dan umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Pertama kali menjalankan ibadah umrah tahun 2014, Gua Hira juga menjadi salah satu destinasi yang kami kunjungi pada waktu itu. Tidak seperti keadaan yang saat ini banyak dibagikan melalui media maupun rekan yang sedang menjalankan ibadah di Arab Saudi, pada tahun 2014 Gua Hira belum mendapat perhatian serius dari pemerintah Arab Saudi sebagai lokasi wisata religi. Namun demikian, seiring dengan tuntutan perkembangan dan visi dari Pemerintah Arab Saudi 2030, Gua Hira pada tahun 2023 yang lalu mulai digarap dan dikembangkan. Perbaikan jalan, penambahan jalur, pemberian lampu penerangan, pembangunan pusat informasi, dan lain sebagainya.
Adanya perkembangan di Gua Hira tersebut juga disampaikan ustadz Ridwan Fauzan, pembimbing waktu umrah tahun 2022 dari Nur Ramadhan Yogyakarta melalui pesan di grup WhatsApp pada tanggal 1 Maret 2024 yang lalu. Informasi adanya trek baru dan museum wahyu di kaki bukit disampaikan melalui grup WhatsApp tersebut. Tampak bahwa perubahan, perkembangan, dan pembaruan menjadi hal yang tidak bisa dielakkan. Penetapan sebuah peta jalan serta visi dan misi menjadi mutlak diperlukan untuk mengawal dan menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan yang terjadi.
Hal yang serupa terjadi di kampus beberapa hari ini, civitas academica khususnya dosen berkejaran dengan waktu untuk menyerahkan usulan Proposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024 yang ditutup oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di tanggal 26 Maret 2024. Pembuatan proposal yang dipandu dengan berbagai instrumen dan mengharuskan setiap dosen dan kampus memiliki peta jalan penelitian yang seiring dengan lima bidang prioritas yang ditetapkan pemerintah. Kelima bidang prioritas tersebut adalah Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, Ekonomi Digital, Kemandirian Kesehatan dan Penguatan Pariwisata.
Universitas Amikom Yogyakarta yang memiliki 18 program studi dari Fakultas Ilmu Komputer, Ekonomi dan Sosial, Sains dan Teknologi, serta Pascasarjana, tentu juga ikut berlomba dan berusaha untuk mengirimkan proposal. Dorongan bagi dosen agar terlibat untuk mengirimkan proposal dilakukan oleh Universitas, seperti dengan membuat kelompok pendampingan dan pemberian insentif bagi dosen yang mengirimkan proposal. Sebagai salah satu dosen senior, saya juga mendapat tugas untuk memberikan pendampingan penyusunan proposal penelitian dengan anggota sebanyak 28 dosen dari beberapa program studi. Sampai dengan tenggat waktu penutupan, sebanyak 18 proposal penelitian telah dikirimkan dari kelompok ini.
Tidak dimungkiri bahwa penulisan proposal penelitian membutuhkan banyak sumber daya, di samping format penulisan yang terkadang menjadi faktor kegagalan seleksi administrasi, konten atau isi dari proposal juga menjadi permasalahan tersendiri. Kegiatan menulis, apa pun bentuk akhirnya dapat dipastikan membutuhkan modal tersendiri, salah satunya adalah kemauan dan kemampuan dalam membaca dan memahami literatur yang mendukung rencana penelitian yang diusulkan. Dimilikinya publikasi ilmiah yang selaras dengan topik penelitian yang telah ditentukan menjadi nilai tambah yang mempermudah dalam penulisan isi dari proposal.
Menanamkan kemauan membaca dan menulis agar memiliki kemampuan dan keberdayaan literasi selalu saya sampaikan, khususnya kepada mahasiswa bimbingan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Pembuatan literature review atau studi pustaka untuk mendukung penelitian yang sedang dilakukan selalu saya wajibkan kepada mahasiswa. Presentasi hasil studi pustaka tersebut seringkali saya dorong menjadi artikel ilmiah berjenis Systematic Literature Review (SLR). Dengan hal tersebut maka mahasiswa menjadi memaksa diri untuk mau dan mampu membaca serta menulis.
Seiring dengan semangat yang dibawa dalam peringatan Nuzulul Qur’an di hari ini, semoga Surat Al Alaq ayat 1-5 dapat menjadi pendorong kita untuk selalu belajar dan belajar, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." Wallahu a’lam.