Kamis 02 May 2024 11:31 WIB

Bangun Masjid di Yogyakarta, Kowani Ingin Selaraskan dengan Peningkatan Harkat Perempuan

Melalui masjid tersebut, diharapkan para perempuan semakin tercerahkan.

Peresmian Masjid Wanitatama di Yogyakarta oleh Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dr Giwo Rubianto Wiyogo, beberapa waktu lalu.
Foto: dokpri
Peresmian Masjid Wanitatama di Yogyakarta oleh Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dr Giwo Rubianto Wiyogo, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kongres Wanita Indonesia (Kowani) membangun masjid yang digagas oleh para perempuan yang nantinya terintegrasi dengan berbagai program yang bertujuan untuk peningkatan harkat perempuan.

"Tidak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini akan memiliki program-program untuk pemuliaan harkat perempuan," ujar Ketua Umum Kowani, Dr Giwo Rubianto Wiyogo, di Jakarta, Rabu (1/5/2024).

Dia mengatakan masjid yang diberi nama Wanitatama dan berlokasi di Yogyakarta tersebut, akan dijadikan sebagai sarana sosialisasi akan pentingnya peran perempuan sekaligus sebagai wadah untuk menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan. Masyarakat pun dapat mengakses bantuan pendampingan, konseling, dan pemberdayaan perempuan dari Indonesia Women Center.

Giwo menambahkan perempuan Indonesia masih banyak yang belum memahami upaya perlindungan dan juga haknya. Melalui masjid tersebut, diharapkan para perempuan semakin tercerahkan dan dapat memahami hak dan upaya perlindungan yang bisa diakses.

"Ini merupakan momentum bahwa apa yang dilakukan oleh Kowani tidak hanya sekadar teori, tetapi berbuat dan dapat bekerja menghasilkan karya nyata," katanya.

Sebelumnya, Yayasan Hari Ibu (YHI)- Kowani menyelenggarakan peringatan Hari Kartini di Balai Shinta, Yogyakarta, dengan mengusung tema 'Spirit Kartini : Bangga Berbudaya'. 

Peringatan Hari Kartini ditandai dengan peresmian pembangunan Masjid Wanitatama, serta Peluncuran Buku yang diterbitkan oleh Indonesia Women Center YHI-Kowani berjudul 'Potret Kekerasan Terhadap Perempuan, Antara Kebijakan dan Kenyataan: Sebuah Catatan Lapangan' Seri Pertama.

Giwo menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih setinggi-tingginya kepada para pengurus YHI, dan seluruh pihak yang terkait dalam pembangunan masjid dan villa maupun fasilitas YHI lainnya, serta mengajak untuk berkomitmen menjadikan masjid wanitatama sebagai tempat yang ramah dan terbuka bagi semua orang, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau status sosial. 

Ketua Umum YHI-Kowani, Prof Wiendu Nuryanti, mengatakan pihaknya mengucapkan rasa syukur dan bangga, YHI dapat mendirikan masjid. Ke depan, dia berharap pihaknya dapat terus melengkapi fasilitas atau tempat ibadah lainnya untuk seluruh masyarakat. 

Selain itu, pembangunan di Komplek YHI juga tidak terlepas dari dukungan dan izin pemerintah, begitu juga dengan segala program dan kegiatan Kowani sampai tingkat akar rumput. 

YHI Kowani yang bertempat di Yogyakarta tersebut telah banyak berkembang dan berkontribusi bagi kemajuan perempuan terutama perlindungan dari kekerasan melalui Indonesia Women Center yang merupakan pusat edukasi, sosialisasi dan pelatihan perempuan.

“Kami berusaha untuk terus melaksanakan amanah yang diamanatkan oleh para founding mother," jelas Wiendu.

Dalam kesempatan itu, Giwo menyampaikan Kowani yang merupakan organisasi federasi perempuan terbesar dan tertua di Indonesia yang mewadahi 104 anggota organisasi dengan 97 juta anggota perempuan di seluruh Indonesia, berharap Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat berkolaborasi untuk melanjutkan perjuangan pergerakan perempuan di Indonesia. Perjuangan pergerakan perempuan Indonesia telah dimulai sejak 1928 di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta, dan berlanjut sampai saat ini. 

"Kami yakin era kepemimpinan Bapak Prabowo dan Bapak Gibran Rakabuming Raka, sangat dinantikan untuk menyuntikkan kembali semangat pemajuan, perlindungan dan pemberdayaan perempuan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement