REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengharapkan potensi retribusi parkir bisa dioptimalkan. Dengan begitu, kontribusinya diharapkan lebih besar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Terkait hal tersebut, wali kota yang akrab disapa Ita itu meminta Dinas Perhubungan (Dishub) menginventarisasi atau mendata ulang juru parkir (jukir). “Karena ini banyak lagi, marak jukir liar,” kata dia, Ahad (19/5/2024).
Keberadaan jukir liar dapat berdampak terhadap pendapatan dari retribusi parkir. Karenanya, Ita meminta jukir bisa ditata agar retribusi parkir bisa dioptimalkan. Ia mengatakan, Kota Semarang merupakan tujuan wisata dan daerah transit, sehingga potensi retribusi parkir terbilang besar.
“Penerimaan retribusi harus naik. Kan enggak mungkin mobil bertambah, tetapi PAD target retribusinya turun,” kata Ita.
Ita menyoroti parkir di tepi jalan. Adapun untuk parkir di gedung (off-street), menurut dia, sudah lebih tertata. “Parkir off-street sudah lebih tertata, seperti di hotel, mal, dan pasar. Namun, kalau untuk parkir tepi jalan, harus ditertibkan,” katanya.
Dalam upaya mengoptimalkan potensi retribusi, menurut Ita, di sejumlah ruas jalan sudah diterapkan sistem pembayaran elektronik. Pembayaran secara elektronik ini diharapkan dapat meminimalkan potensi kebocoran retribusi parkir.
Namun, Ita menilai, penerapannya masih belum maksimal. “Parkir elektronik ini, kadang (pengguna parkir) malas disuruh nge-tap ya, malah mereka lebih baik membayar (tunai). Saya minta dievaluasi semua untuk mendapatkan retribusi tinggi,” kata Ita.