Rabu 12 Jun 2024 12:21 WIB

Konferensi SEAPAVAA Tegaskan Komitmen Selamatkan Arsip Audio Visual

Konferensi tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 21 negara.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
konferensi internasional SouthEast Asia-Pacific AudioVisual Archive Association (SEAPAVAA) ke-28 di Kota Solo, Selasa (11/6/2024).
Foto: Republika/Alfian Chair
konferensi internasional SouthEast Asia-Pacific AudioVisual Archive Association (SEAPAVAA) ke-28 di Kota Solo, Selasa (11/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebagai tuan rumah dari konferensi internasional SouthEast Asia-Pacific AudioVisual Archive Association (SEAPAVAA) ke-28, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) berkomitmen penuh untuk menyelamatkan arsip audio visual dari ancaman kerusakan. Konferensi tersebut bertema 'Navigating New Horizons in AudioVisual Archiving'.

Menurut Kepala ANRI Imam Gunarto, penyelamatan tersebut sangat penting dikarenakan arsip audio visual merekam jejak perjalanan suatu bangsa. Selain itu, penyelamatan tersebut juga demi kepentingan ekonomi budaya.  

"Ini pertemuan yang sangat penting karena arsip audio visual terus mengalami ancaman kerusakan, baik karena cuaca, suhu, kelembaban, dan karena kurang aware," kata Imam, Selasa (11/6/2024). 

 

photo
konferensi internasional SouthEast Asia-Pacific AudioVisual Archive Association (SEAPAVAA) ke-28 di Kota Solo, Selasa (11/6/2024). - (Republika/Alfian Chair)
 

Konferensi tersebut dihadiri oleh perwakilan dari 21 negara. Meskipun demikian, konferensi tersebut juga dihadiri banyak stakeholder dari dalam negeri. 

"Di sini kami mengumpulkan seluruh komunitas, khususnya pengelola arsip audio visual. Tidak hanya pemerintah tapi juga perorangan," katanya. 

Sementara itu,  Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X mengatakan konferensi tersebut sangat penting untuk saling belajar dan melengkapi arsip yang telah ada. Ia juga  mengapresiasi Netherlands Institute for Sound and Vision (NISV) atau Lembaga Kearsipan Audiovisual Belanda karena memberikan arsip audio visual yang menayangkan tarian leluhurnya Gusti Nurul saat melakukan pertunjukan di Belanda pada tahun 1937. 

"Oleh karena itu, saya sangat senang bisa menjadi bagian dari kolaborasi ini," katanya mengakhiri. 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement