REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengantisipasi dampak dari kenaikan suhu di puncak Gunung Merapi yang dikatakan kenaikannya hampir satu derajat Celcius. Kenaikan suhu ini dikarenakan perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto mengatakan, saat ini kenaikan suhu di puncak Merapi sudah 0,6 derajat Celcius. Jika kenaikannya mencapai satu derajat Celcius, maka akan berdampak signifikan kepada daerah sekitar Merapi, termasuk Kota Yogyakarta.
“Kalau kenaikannya sampai satu derajat (Celcius), Kota Yogyakarta betul-betul darurat suhu tinggi, ini yang perlu kita perhatikan. Antisipasi (harus dilakukan), itu kerja sama dan elaborasi semua pihak,” kata Sugeng belum lama ini.
Sugeng menyebut, suhu di Kota Yogyakarta sudah cukup tinggi bahkan di atas 30 derajat Celcius pada masa kemarau lalu. “Perubahan iklim di Yogya secara umum kita rasakan waktu kemarau, rata-rata sudah di atas 30 derajat, bahkan sampai 34-38 derajat (Celcius),” ucap Sugeng.
Meski saat ini sudah memasuki musim penghujan, namun antisipasi kenaikan suhu Merapi ini harus dilakukan. Sugeng menyebut, tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah, namun seluruh elemen masyarakat harus berkontribusi agar kenaikan suhu Merapi ini tidak berdampak signifikan terhadap Kota Yogyakarta.
“Kita harus memikirkan bagaimana menciptakan lingkungan Kota Yogyakarta tetap pada kondisi yang aman, terkondisi, yang terkontrol, dan kita harapkan bisa lebih nyaman,” jelasnya.
Sugeng bahkan menegaskan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang aman dan terkondisi ini tidak harus dengan anggaran yang besar. Menurutnya, langkah kecil untuk peduli pada lingkungan bisa dilakukan dari rumah tangga, seperti langkah untuk menghijaukan kembali Kota Yogyakarta dengan menanam pohon.
“Tidak usah muluk-muluk, kadang kita membayangkan menghijaukan Kota Yogya itu mesti programnya besar, anggarannya ada atau tidak, tidak usah seperti itu. Awalilah dari rumah tangga, dari hal kecil, dan tidak usah ditunda, sekarang dimulai karena hal yang besar itu diawali dari hal-hal kecil,” ungkap Sugeng.
Terlebih, Sugeng menyebut saat ini ruang terbuka hijau di Kota Yogyakarta juga masih terbatas mengingat lahan yang tersedia juga sempit. Namun, masyarakat dapat memperbanyak ruang terbuka hijau ini dari lingkungan rumahnya masing-masing.
“Untuk itu kita sepakat menghijaukan Kota Yogya, menjaga lingkungan Kota Yogya, memperbanyak ruang terbuka hijau untuk menciptakan situasi kondisi Kota Yogya yang lebih nyaman huni, lebih hijau, dan lebih sehat,” ucap Sugeng.