REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kondisi lahan sempit di Kota Yogyakarta tak boleh menjadi alasan untuk berhenti mengembangkan sektor pertanian. Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo sekaligus mengajak para petani mengoptimalkan hilirisasi di bidang pertanian dan ketahanan pangan dengan keterbatasan lahan itu.
"Lahan pertanian di Kota Jogja hanya 32,67 hektare yang tersebar di lima kemantren. Untuk itu, kami harus bisa memanfaatkan lahan yang ada," kata Hasto, Selasa (8/4/2025).
Ia mengatakan, kegiatan panen raya yang dilaksanakan serentak di 14 provinsi lainnya, Senin (7/4/2025) lalu menjadi bentuk berdikari di bidang ekonomi terkhusus terkait ketahanan dan kedaulatan pangan.
Selain para petani, Hasto pun mendorong masyarakat Kota Yogyakarta untuk melakukan aktivitas pertanian di lahan yang tersedia. Menurutnya, masyarakat harus pandai berinovasi menyiasati keterbatasan lahan tersebut.
"Karena wilayah yang lahannya terbatas harus bisa memunculkan berbagai inovasi agar pertanian bisa terus berkembang," ujarnya.
Hasto menyebut diperlukan upaya pemanfaatan lahan-lahan sempit agar pertanian tetap bisa berjalan di perkotaan dan mencukupi kebutuhan akan pangan secara mandiri. "Kedaulatan pangan itu harus kita hayati. Kita itu ya harus bisa madhep mantep mangan pangane dhewe, madhep mantep ngombe banyune dhewe (menghadap dengan mantap memakan makanannya sendiri, mantap meminum air sendiri-Red)," ucapnya.
Dia juga menyampaikan bahwa Pemkot Yogyakarta akan menjalankan program food bank sebagai salah satu upaya membuat lumbung pangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Sukidi menambahkan lahan pertanian yang tersisa 32,67 hektare itu tersebar di lima kemantren, diantaranya di Tegalrejo, Giwangan, Umbulharjo, Mantrijeron, dan Kotagede.
Produktivitas dalam setiap hektare lahan pertanian menghasilkan 5-6 ton gabah kering. Sementara beras hanya didapatkan dari 85 persen total panen gabah kering.
Terkait dengan program food bank, Sukidi menjelaskan bahwa program tersebut merupakan salah satu quick wins dari dinas yang dipimpinnya tersebut.
"Program ini selain sebagai upaya ketahanan pangan di Kota Yogya juga sebagai food rescue dari makanan yang berlebih di hotel dan resto. Karena masih sering terjadi penumpukan pangan dari hotel ataupun resto," ungkapnya.