Jumat 02 May 2025 08:32 WIB

Direktur BCA Bagikan Kiat Digitalisasi Sukses di Universitas Gadjah Mada

Digitalisasi bukan hanya mengonversi analog ke digital.

Rep: Nazwa Azura Citra Wardana/ Red: Fernan Rahadi
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar program unggulan BCA Berbagi Ilmu (BBI) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dengan tema Digitalization and its Impact Toward Business, Rabu (30/4/2025).
Foto: Nazwa Azura Citra Wardana
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar program unggulan BCA Berbagi Ilmu (BBI) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dengan tema Digitalization and its Impact Toward Business, Rabu (30/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar program unggulan BCA Berbagi Ilmu (BBI) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dengan tema "Digitalization and its Impact Toward Business", Rabu (30/4/2025). Acara yang diikuti lebih dari 400 mahasiswa ini merupakan gelaran ketiga BBI tahun ini setelah sebelumnya di Universitas Brawijaya dan Universitas Indonesia.

Dalam kuliah umum yang berlangsung di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo Magister Manajemen UGM, Direktur BCA Santoso menekankan pentingnya adaptasi cepat terhadap pesatnya digitalisasi yang mengubah perilaku konsumen dan model bisnis. Ia menjelaskan bahwa digitalisasi bukan hanya mengonversi analog ke digital, tetapi juga merombak proses, layanan, dan bisnis model secara menyeluruh dengan teknologi seperti cloud computing, Internet of Things (IoT), artificial intelligence (AI), konektivitas 5G, dan pembayaran digital.

Santoso mengingatkan mahasiswa agar memiliki kreativitas, kemampuan kolaborasi, dan berpikir kritis dalam menghadapi era digital. Ia juga menekankan prinsip kehati-hatian dalam aktivitas digital dan pentingnya memanfaatkan teknologi secara efektif untuk meningkatkan kualitas kerja. Sebagai contoh, BCA telah bertransformasi dari bank yang dulu dikenal 'cape antri' menjadi pelopor layanan digital dengan aplikasi BCA Mobile dan myBCA serta jaringan ATM yang tersebar luas.

Terkait transformasi digital, Santoso membagikan tiga prinsip utama yakni jeli melihat teknologi baru yang dapat mengubah perilaku pelanggan, berani terus belajar dan bereksperimen dengan teknologi baru tanpa takut gagal, menyadari tantangan seperti keamanan data, literasi digital, dan kesenjangan infrastruktur antarwilayah, serta melakukan mitigasi risiko, termasuk pengelolaan data center yang aman dan tersebar.

Selain kuliah umum, BCA juga mengajak mahasiswa berpartisipasi dalam program “Genera-Z Berbakti,” kompetisi pengabdian masyarakat yang memberikan pendanaan dan pendampingan bagi proposal berdampak positif, khususnya di wilayah pedesaan. Program ini merupakan bagian dari komitmen BCA untuk membekali generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Wakil Rektor UGM Bidang SDM dan Keuangan, Prof Supriyadi, menyambut baik kegiatan ini dan berharap mahasiswa dapat memperkaya perspektif serta berkontribusi dalam memajukan sumber daya manusia Indonesia di era transformasi digital.

Dengan langkah inovatif dan komitmen berkelanjutan terhadap digitalisasi, BCA menunjukkan bagaimana teknologi dapat menjadi motor penggerak utama pelayanan perbankan yang lebih baik, cepat, dan murah, sekaligus menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan dan peluang masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement