REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Polemik dugaan ijazah palsu milik Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi masih terus bergulir bahkan kian menarik perhatian publik apalagi belum lama ini Jokowi sowan ke rumah mantan dosennya, Ir. Kasmudjo, yang berlokasi di Pogung Kidul, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Selasa (13/5/2025), lalu.
Sosok Kasmudjo ini diketahui sempat dikenalkan Jokowi sebagai dosen pembimbing skripsinya saat menghadiri acara silaturahim Fakultas Kehutanan UGM pada 2017. Ia juga mengenang karakter Kasmudjo sebagai dosen pembimbing skripsi yang galak. Hal ini kemudian ramai diungkit pasalnya polemik ijazah palsu tersebut kini merembet ke persoalan skripsi Jokowi.
Mengetahui namanya ramai diberitakan, Kasmudjo pun angkat bicara. Ia mengatakan memang sempat menjadi dosen Jokowi semasa kuliah, namun Kasmudjo menegaskan bukanlah pembimbing skripsi Jokowi dan tidak memiliki keterlibatan langsung dalam proses akademik akhir Presiden ketujuh RI tersebut.
"Mengenai ijazah, saya paling tidak bisa cerita. Karena saya tidak membimbing, tidak mengetahui. Prosesnya dan pembimbingnya itu Prof Sumitro, pembantunya ada sendiri, yang menguji ada sendiri," ungkap Kasmudjo, Jumat (16/5/2025).
Kasmudjo mengatakan dosen pembimbing skripsi Jokowi kala kuliah di Fakultas Kehutanan UGM adalah Prof Sumitro bukan dirinya. Saat Jokowi kuliah tahun 1980-1985, ia masih menjadi dosen golongan IIIb atau asisten dosen, sehingga dari posisi itu belum diperbolehkan mengajar langsung dan hanya diperkenankan memberikan pendampingan kepada mahasiswa.
Interaksinya sebagai asisten dosen dengan mahasiswa itupun hanya sebatas membantu memahami mata kuliah atau teori-teori pada buku. Baru tahun 1986 dia naik jadi golongan IIIc.
"Kalau selama Pak Jokowi kuliah itu saya hanya mendampingi, saya mengikuti yang saya dampingi. Saya tidak tidak boleh membuat atau melakukan pelajaran-pelajaran sendiri," ucapnya.