Selasa 20 May 2025 10:09 WIB

Musypimwil I ‘Aisyiyah DIY Hadirkan Komitmen Keadilan

Ketua Umum PP 'Aisyiyah menyinggung pentingnya revitalisasi Qaryah Thayyibah.

Pimpinan Wilayah Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWA DIY) menggelar Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) I periode 2022–2027 selama dua hari, Sabtu (17/5/25) hingga Ahad (18/5/2025), di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY, Kalasan, Sleman. Kegiat
Foto: dokpri
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWA DIY) menggelar Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) I periode 2022–2027 selama dua hari, Sabtu (17/5/25) hingga Ahad (18/5/2025), di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY, Kalasan, Sleman. Kegiat

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWA DIY) menggelar Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) I periode 2022–2027 selama dua hari, Sabtu (17/5/25) hingga Ahad (18/5/2025), di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DIY, Kalasan, Sleman. Kegiatan ini mengusung tema 'Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan DIY Berkeadilan' dan menjadi ajang penting konsolidasi serta refleksi gerakan perempuan Muhammadiyah di wilayah Yogyakarta.

Musypimwil ini secara resmi dibuka oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayyinah, yang turut hadir langsung di lokasi. Dalam sambutannya, Salmah menyampaikan bahwa Musypimwil merupakan momentum evaluasi kinerja PWA DIY sekaligus forum strategis untuk menyusun arah gerak dakwah ke depan.

“Musypimwil ini menjadi ajang evaluasi kinerja, khususnya bagi PWA DIY, sekaligus menyusun strategi gerak dakwah ke depan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (19/5/2025).

Ia menekankan pentingnya laporan-laporan dari PDA se-DIY sebagai bagian dari proses evaluatif implementasi hasil Musywil sebelumnya. Salmah juga menilai tema Musypimwil memiliki keterkaitan erat dengan tema Milad ke-108 ‘Aisyiyah, yaitu 'Memperkokoh Ketahanan Pangan Berbasis Desa Qaryah Thayyibah Menuju Ketahanan Nasional.'

“Berkeadilan di sini luas sekali, salah satunya adalah keadilan dalam hal pangan,” imbuhnya.

Menurutnya, persoalan pangan saat ini menjadi sangat relevan karena Indonesia masih berada di posisi ke-69 dari 113 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan Global. Ironisnya, Indonesia juga termasuk negara dengan tingkat pembuangan pangan tertinggi kedua di dunia setelah Arab Saudi, yakni sekitar 10,3 juta ton per tahun.

"Ketahanan pangan bukan hanya tentang ketersediaan, tetapi juga tentang pendidikan: bagaimana seluruh anggota ‘Aisyiyah memahami pentingnya ketahanan dan kedaulatan pangan," jelasnya.

Isu ini, lanjut Salmah, sejalan dengan program Asta Cita Kedua dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai bagian dari sistem pertahanan nasional.

Selain itu, Salmah juga menyinggung pentingnya revitalisasi Qaryah Thayyibah, sebuah konsep masyarakat ideal yang telah dikenalkan ‘Aisyiyah sejak 40 tahun lalu di Potorono, Bantul.

“Qaryah Thayyibah adalah kampung yang menjalankan ajaran agama secara kaffah, masyarakatnya aman, damai, dan saling menghormati,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa pembangunan Qaryah Thayyibah harus dimulai dari unit terkecil: keluarga sakinah.

“Jika keluarga sakinah terbentuk, maka Qaryah Thayyibah akan tumbuh, dan ketahanan nasional pun akan terwujud," katanya.

Sementara itu, Ketua PWA DIY Widiastuti dalam pidatonya menekankan pentingnya Musypimwil sebagai forum strategis organisasi modern untuk mengevaluasi capaian program, tantangan dakwah, dan kontribusi terhadap masyarakat.

“Kehadiran ‘Aisyiyah pada abad kedua ini harus semakin kokoh, meluas, dan membuana. Membawa spirit ummatan wasathan dan syuhada ala al-nas,” ungkapnya.

Ia juga menegaskan bahwa Risalah Perempuan Berkemajuan yang telah disusun oleh ‘Aisyiyah DIY menjadi dokumen ideologis yang memperkaya pemikiran organisasi dalam mengembangkan pemberdayaan perempuan secara inklusif.

Di sisi lain, Ketua PWM DIY, Muhammad Ikhwan Ahada, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kiprah ‘Aisyiyah dan pentingnya mempererat kolaborasi antara Muhammadiyah, pemerintah, dan ormas lain di DIY.

“‘Aisyiyah punya peluang dan peran yang sama strategisnya dengan Muhammadiyah, baik di ranah sosial, pendidikan, kesehatan, maupun ruang publik lainnya,” ujarnya.

Sebagai bagian dari acara pembukaan, dilakukan pula peluncuran 1000 website dan 1000 channel YouTube PAUD ‘Aisyiyah DIY, yang merupakan langkah besar dalam mendukung digitalisasi pendidikan anak usia dini. Saat ini, terdapat 1046 satuan PAUD (TK dan KB) ‘Aisyiyah di DIY, dan program ini diharapkan menjadi wahana pembelajaran yang inspiratif dan berkemajuan.

Selama dua hari pelaksanaan, Musypimwil I diisi dengan sidang-sidang pleno, sidang komisi, hingga penetapan hasil sidang untuk memperkuat arah dakwah ‘Aisyiyah DIY ke depan. Musypimwil ini sekaligus menegaskan komitmen ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Islam berkemajuan dalam mewujudkan keadilan sosial, pemberdayaan perempuan, serta penguatan ketahanan nasional melalui basis keluarga dan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement