Rabu 25 Jun 2025 00:31 WIB

Kritik Aktor Perusak Lingkungan, Sekda Jateng: Mereka tidak Peduli karena tak Terkena Dampaknya

Salah satu isu lingkungan di Jateng adalah pengelolaan sampah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas melakukan proses pengolahan sampah di TPA BLE Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (19/4/2025). TPA Berbasis Lingkungan dan Edukasi (BLE) Kabupaten Banyumas sudah tidak melakukan pengolahan sampah secara open dumping namun melakukan pengolahan secara berjenjang melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), dengan budidaya magot untuk sampah organik dan metode pirolisis untuk sampah non organik.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Petugas melakukan proses pengolahan sampah di TPA BLE Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (19/4/2025). TPA Berbasis Lingkungan dan Edukasi (BLE) Kabupaten Banyumas sudah tidak melakukan pengolahan sampah secara open dumping namun melakukan pengolahan secara berjenjang melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), dengan budidaya magot untuk sampah organik dan metode pirolisis untuk sampah non organik.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah (Jateng) Sumarno mengungkapkan, saat ini salah satu isu yang dihadapi Jateng adalah terkait kerusakan lingkungan. Menurutnya, banyak aktor yang melakukan perusakan lingkungan tanpa memikirkan dampaknya karena mereka tak merasakan imbasnya. 

"Problem kerusakan lingkungan ini harus menjadi perhatian kita semua karena kerusakan lingkungan itu semakin berat dan tentu butuh kepedulian. Orang yang merusak lingkungan banyak yang tidak peduli karena dia tidak kena dampak dari kerusakan lingkungan," kata Sumarno seusai menghadiri rapat koordinasi (rakor) dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jateng di Hotel Front One Kesambi, Kota Semarang, Selasa (24/6/2025). 

Dalam rakor tersebut turut hadir perwakilan Kesbangpol dari 35 kabupaten/kota se-Jateng. Mereka membahas pemantapan isu-isu strategis. "Isu strategis menurut saya salah satunya adalah masalah lingkungan," ujar Sumarno. 

Dia mengatakan, salah satu isu lingkungan yang saat ini dihadapi Provinsi Jateng adalah terkait pembuangan dan pengelolaan sampah. Sumarno menyebut, Pemprov Jateng sedang mendorong pengelolaan sampah regional. TPS tersebut nantinya diharapkan dapat memproduksi bahan bakar berbahan sampah atau refuse derived fuel (RDF). 

"RDF ini ada yang skalanya besar sehingga harus regional. Jadi, misalnya, kawasan seperti di Magelang, nanti kita gandeng dengan Temanggung, dan sekitarnya. Solo dengan Karanganyar, Sukoharjo, Sragen. Karena kalau RDF biasanya butuh masalah kapasitas sampahnya," ucap Sumarno. 

Dia menambahkan, saat ini juga sudah berjalan beberapa proyek percobaan TPS tingkat desa, termasuk untuk memproduksi RDF. Namun Sumarno mengakui, proyek tersebut masih terkendala biaya. "Tapi ada beberapa pilot (project) desa yang sudah zero sampah," ujarnya. 

Menurut Sumarno, selain fasilitas dan infrastruktur pengelolaan sampah, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan juga harus dibangun. Dia berpendapat, pendekatan dari sisi agama dapat dipakai dalam upaya meningkatkan sensitivitas warga untuk tak merusak lingkungan. 

"Dampak fisik mungkin tidak (terimbas), tapi dampak spiritual, ini luar biasa. Karena apa? Karena membuang sampah sembarangan, mengganggu orang lain, itu ternyata mungkin kita panen dosa setiap hari. Inilah yang kepingin saya sadarkan dan nanti kami juga minta tokoh agama untuk ikut berperan," ucap Sumarno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement