Jumat 27 Jun 2025 15:23 WIB

Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Porseni Nasional Patria 2025, Diikuti 1.000 Pemuda Buddha se-Indonesia

Sebanyak 22 medali akan diperebutkan oleh para peserta.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Pemuda Theravada Indonesia (Patria) menggelar Pekan Olahraga dan Seni Nasional (Porseni) VI yang digelar pada 25–29 Juni 2025 di GOR Among Rogo dan Graha Wana Bhakti Yasa, Yogyakarta.
Foto: Wulan Intandari
Pemuda Theravada Indonesia (Patria) menggelar Pekan Olahraga dan Seni Nasional (Porseni) VI yang digelar pada 25–29 Juni 2025 di GOR Among Rogo dan Graha Wana Bhakti Yasa, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Pemuda Theravāda Indonesia (Patria) kembali mencatatkan sejarah melalui penyelenggaraan Pekan Olahraga dan Seni Nasional (Porseni) VI yang digelar pada 25–29 Juni 2025 di GOR Among Rogo dan Graha Wana Bhakti Yasa, Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti lebih dari 1.000 peserta dari seluruh Indonesia, memperkuat semangat persaudaraan dan nilai-nilai Buddhis di kalangan generasi muda.

Ketua Pelaksana Porseni Patria 2025, Ponco Widiyatmoko, menyampaikan bahwa ajang ini telah mencetak rekor nasional pasalnya mendapatkan pengakuan dari Museum Rekor Indonesia sebagai penyelenggaraan pekan olahraga dan seni agama Buddha terbesar di Indonesia. 

Dalam penyelenggaraannya, Yogyakarta dipilih sebagai tuan rumah karena dinilai siap secara fasilitas maupun dukungan masyarakat. Ajang ini pertama kali digelar pada tahun 2002 dan 2005 di Jakarta , Surabaya (2008), Jakarta (2011), Solo (2015), dan kini Yogyakarta (2025). 

"Jogja dipilih menjadi tuan rumah karena daya dukung fasilitas dan kesiapan masyarakatnya yang sangat baik," ucap Ponco, Kamis (26/6/2025).

Ia menyebut sebanyak 22 medali akan diperebutkan oleh para peserta. Adapun cabang olahraga dan seni yang dipertandingkan, mulai dari bulu tangkis, tenis meja, futsal, basket, catur, dan Mobile Legends. Sementara itu, cabang seni yang diperlombangkan terdiri dari pembacaan kitab suci, vocal group, public speaking, seni tari kreasi, serta cabang baru yang tengah digandrungi generasi muda yakni stand up comedy. 

"Porseni Nasional Patria menjadi panggung aktualisasi diri generasi muda Buddhis melalui berbagai cabang olahraga, seni, juga E-Sport, serta wahana pembinaan nilai-nilai moral, sportivitas, dan kebudayaan yang berpijak pada ajaran Buddha," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Patria, Michael Kirana Sutiono mengatakan dengan konsistensi penyelenggaraan dan antusiasme peserta yang terus meningkat, Porseni Nasional Patria telah menjadi bagian penting dalam upaya Patria membina kader muda yang sehat jasmani dan rohani, sekaligus memperkuat jaringan kebangsaan di antara pemuda Buddhis lintas daerah.

Menurutnya, melalui ajang ini, Patria ikut serta dalam menciptakan sumber daya manusia Buddhis yang unggul, bertalenta, dan siap menghadapi tantangan global menuju Indonesia Emas 2045.

"Setelah muda-mudi tersebut ikut serta dalam perhelatan ini dan kembali ke daerah masing-masing, mereka akan menularkan api semangat dan kebajikannya, serta kebanggaan sebagai pemuda Buddhis, hingga menjadi suri teladan. Dengan inilah, muda-mudi Buddhis dipersiapkan menjadi generasi penerus yang siap melestarikan Buddha Dhamma di masa depan, serta ikut ambil bagian dalam menyongsong Indonesia Emas 2045," ucap dia.

Bhante YM Sri Subhapanno Mahathera menyampaikan Porseni VI Patria ini tidak hanya menekankan kompetisi fisik, tetapi juga spiritualitas dan pembentukan karakter Buddhis. 

"Ajang daripada porseni ini tidak hanya untuk kepentingan hal-hal yang bersifat secara fisik, yaitu olahraga, sehat secara jasmani tetapi juga ada manfaat mental yaitu membangun karakter Buddhis, pemuda-pemuda Buddhis terutama Patria. Bagaimana membangun persaudaraan dan persahabatan di antara pemuda Buddhis di seluruh Indonesia," kata Bhante.

Hal senada juga disampaikan oleh Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI, Supriyadi. Ia menekankan pentingnya nilai-nilai luhur dalam setiap kompetisi. "Porseni ini tentu bukan hanya sekedar ajang kompetisi, saya berharap teman-teman pemuda Buddhis Indonesia meneladani dari cerita riwayat hidup pangeran Buddha. Kemenangan yang didapat harus dapat disampaikan dan memberi manfaat bagi sekitar," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Disdikpora DIY, Wasidi, menyampaikan apresiasi terhadap gelaran ini yang telah membangkitkan semangat muda lintas daerah ini.  Kehadiran 1.000 pemuda Buddhis dari berbagai wilayah di Indonesia dalam gelaran Porseni VI Patria 2025 disambut hangat oleh Pemerintah DIY. 

"Yogyakarta menyambut kalian bukan sebagai tamu tetapi sebagai keluarga. Tempat ini adalah rumah kita bersama, maka tumbuhlah dengan semangat kebersamaan. Hormatilah semua proses dan nikmati setiap detik perjuangan kalian," kata Wasidi.

Ia menegaskan bahwa gelaran ini jauh lebih besar daripada sekadar perlombaan.  Menurutnya, kompetisi bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana pembentukan karakter pemuda yang utuh, sehat secara fisik, tajam dalam berpikir, dan kuat dalam semangat.

"Menang dan kalah bukan tujuan akhir, tujuan akhirnya tumbuh menjadi manusia Indonesia yang utuh, yang sehat jasmaninya, indah kuncinya dan kuat semangatnya. Kalian adalah kunci Indonesia hari ini, dan lebih dari itu kalian adalah masa depan Indonesia," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement