REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi menjuluki Bupati Demak, Eisti'anah, dengan sebutan "Bupati Rob". Julukan itu berkaitan dengan isu rob di Demak, khususnya di wilayah Sayung, yang menjadi perhatian nasional.
Pelontaran julukan Bupati Rob disampaikan Luthfi saat menggelar rapat bersama anggota Komisi V DPR RI Dapil Jateng di Gedung Gradhika, Kota Semarang, Jumat (25/7/2025). Rapat tersebut turut dihadiri sejumlah bupati dan wali kota di Jateng.
Sebelum rapat dimulai, sebuah video tentang upaya penanganan rob di wilayah Sayung oleh Pemprov Jateng sempat diputar. Kemudian saat memberikan sambutan, Luthfi menyampaikan kepada para anggota Komisi V DPR RI bahwa jajaran Pemprov Jateng hadir dengan lengkap.
"Saya tambah satu Pak, mohon izin. Kenapa video itu kita tampilkan? Karena yang menjadi kasus isu nasional menonjol adalah kasus Sayung. Mana Bupati Sayung? Telat? Jadi Bupati Rob kita telat, nanti akan kita tampilkan kembali," ucap Luthfi mengacu pada Bupati Demak.
Saat Luthfi sedang memaparkan tentang perkembangan infrastruktur di Jateng, Bupati Demak Eisti'anah tiba di ruangan. "Selamat datang Bupati Rob. Tepuk tangan untuk Bupati Demak, yang nanti hari ini akan kita lakukan eksplorasi khusus Demak," ujar Luthfi.
Luthfi mengungkapkan, Eisti'anah sebenarnya tidak diundang untuk mengikuti rapat bersama anggota Komisi V DPR RI Dapil Jateng. "Nyuwun sewu Pak, tanpa membebankan atau tanpa membebankan bapak-bapak, beliau tidak diundang, (tapi) saya undang sendiri Pak," katanya.
Luthfi kemudian menceritakan saat dia masih menjabat sebagai kapolda Jateng, rob di Sayung sudah berlangsung. "Penduduk Sayung Demak sudah hampir lima tahun lalu, sejak kami kantornya di sebelah (Mapolda Jateng), itu sudah kebanjiran. Bupatinya ya itu, sama. Begitu saya jadi gubernur, bupatinya juga sama, dan kebanjirannya sama, di TKP yang sama," ucap Luthfi.
Kendati demikian, Luthfi mengakui, isu rob Sayung tak hanya tugas Pemkab Demak. "Ada kewenangan pusat, ada kewenangan provinsi, ada kewenangan kabupaten yang harus kita samakan persepsi," ujarnya.