Kamis 28 Aug 2025 16:47 WIB

Rayakan Milad ke-40 di Yogyakarta, ADPI Lakukan Transformasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Industri dana pensiun masih terus tembuh di tengah adanya dinamika ekonomi global

Suasana acara Seminar Nasional Transformasi Dana Pensiun Menuju Masa Depan Berkelanjutan di Kraton Ballroom Hotel Marriott, Yogyakarta, Kamis (28/8/2025).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Suasana acara Seminar Nasional Transformasi Dana Pensiun Menuju Masa Depan Berkelanjutan di Kraton Ballroom Hotel Marriott, Yogyakarta, Kamis (28/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menyambut acara milad ke-40, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menggelar acara Seminar Nasional dan ADPI Award 2025 di Hotel Marriott Yogyakarta, Kamis (28/8/2025). Acara tersebut mengusung tema 'Transformasi Dana Pensiun Menuju Masa Depan Berkelanjutan'.

"Mengingat transformasi itu adalah sebuah keniscayaan, wajib, karena tak bisa dihindari. Kami pun sudah menyiapkan roadmap yang ujungnya menuju daya saing, efisiensi, serta keberlanjutan," ujar Ketua Perkumpulan ADPI, Abdul Hadi, dalam sambutannya, Senin.

Abdul Hadi mengatakan, digitalisasi yang terjadi saat ini memang penuh tantangan. Oleh karena itu, ia berharap seminar yang digelar bertajuk 'Tantangan dan Kesiapan Industri Dana Pensiun dalam Menerapkan Inovasi dan Transformasi Digital untuk Meningkatkan Efisiensi dan Daya Saing yang Berkelanjutan' bisa membawa manfaat serta bekal bagi para peserta yang hadir.

Dalam keynote speech-nya, Kepala Departemen Pengawasan Penjaminan, Dana Pensiun dan Pengawasan Khusus Otorita Jasa Keuangan (OJK), Asep Iskandar, mengapresiasi acara yang digelar ADPI. Ia pun menegaskan industri dana pensiun masih terus tembuh di tengah dinamika ekonomi global yang tengah terjadi.

Ia pun memaparkan sejumlah tantangan dan isu utama yang dihadapi industri dana pensiun saat ini. Salah satunya adalah sedikitnya persentase aset dana pensiun dibandingkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

"Aset dana pensiun kita (di Indonesia) baru mencapai 6,5 persen dari PDB, atau masih tertinggal jika dibandingkan negara lain seperti Kanada (157,6 persen), Belanda (15,3 persen), Australia (135,1 persen), Jepang (29,3 persen), bahkan Brasil (24,3 persen) dan India (14,4 persen)," ujar Asep.

Tantangan lain, ujar Asep, adalah angkatan kerja Indonesia yang mencapai angka 152,11 juta. "Sedangkan jumlah akun dana pensiun baru 34,01 juta. Selain itu, coverage untuk segmen pekerja informal baru mencapai 2,19 persen," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Asep, penting untuk membangun sektor dana pensiun yang adaptif dan berkelanjutan. OJK, dibantu oleh sejumlah stakeholder termasuk ADPI, telah memiliki sejumlah capaian pada peta jalan (roadmap) yang telah dibuat di antaranya penguatan sumber daya manusia, penguatan Governance, Risk, and Compliancce (GRC), kesesuaian aset dan liabilitas, percepatan inovasi dan transformasi digital program pensiun, serta pendalaman sektor keuangan melalui peningkatan total aset dana pensiun.

Seminar nasional milad ke-40 ADPI menghadirkan dua pembicara yakni Ent IT Architecture, Data Management, Service Quality Group HEad BCA, Lily Wongso, dan VP Planning & Risk Management dan PGS VP Information System & Reporting Dana Pensiun Telkom, Angkoso Suryo Cahyono. Acara diakhiri pengumuman pemenang ADPI Award, pengundian doorprize, dan grand prize.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement