REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengakui Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Hal itu disampaikan ketika dia meninjau Koperasi Kelurahan Merah Putih Gedawang di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (28/8/2025).
"Kita ini Pak, kenyataan, makan ini tergantung impor," ujar Zulhas ketika menyampaikan pidato di hadapan warga di Koperasi Kelurahan Merah Putih Gedawang.
Dia kemudian menyinggung warga Kota Semarang yang pasti menyukai dan biasa mengonsumsi tahu serta tempe. "Dari mana itu? Semua impor. Kita impor kedelai 3 juta (ton). Kedelainya impor semua," ujarnya.
Zulhas juga menyinggung produk roti yang turut dijual di Koperasi Kelurahan Merah Putih Gedawang. "Roti dari mana Bu? Tepung toh. Gandumnya dari mana? Impor. Kita impor gandum 13 juta (ton), untuk mi, roti," ucapnya.
Dia menambahkan, sampai saat ini Indonesia pun masih harus mengimpor gula. "Bikin teh manis, kita impor gula 6 juta (ton)," kata Zulhas.
Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri, Indonesia juga masih harus melakukan impor. "Bapak tahu kita impor sapi berapa? Impor sapi 600 ribu ekor. Impor daging 200 ribu ton. Jadi kalau diekor sapikan 1 juta," ujar Zulhas.
Zulhas mengatakan, sejak reformasi, Indonesia sudah memasuki pasar bebas. "Tidak ada aturan lagi. Oleh karena itu yang besar itu, mulai dari penguasaan lahan, menanam, produksi, sampai ke kampung-kampung, ya industrinya, tambangnya, industri keuangannya, sampai beras dan cabai diurus, karena bebas," ucapnya.
Menurutnya, pemerintah hendak menata hal tersebut. Kopdes Merah Putih menjadi salah satu alatnya. Zulhas mengungkapkan, pada era Orde Baru (Orba), unit usaha rakyat di daerah-daerah dilindungi pemerintah.
"Mana ada dulu ritel modern masuk desa-desa, tidak ada. Nanti kalau Kopdes sudah kuat, kita akan sarankan ritel modern sampai di ibu kota saja; ibu kota kabupaten, ibu kota provinsi," ucapnya.
Dia mengatakan, tujuan pembentukan Kopdes Merah Putih adalah pemberdayaan masyarakat. "Agar desa-desa, kelurahan-kelurahan, itu lahir pengusaha-pengusaha. Desa dan kelurahan itu menjadi pusat UMKM," ucapnya.
Zulhas menekankan, pemerintah, termasuk melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan membantu operasional Kopdes Merah Putih. "Danantara mungkin (mengucurkan) berapa ratus triliun nanti. KUR juga ada Rp300 (triliun). Nanti plafon untuk Kopdes ini Rp240 triliun," katanya. Dalam kunjungannya ke Koperasi Kelurahan Merah Putih Gedawang, Zulhas didampingi COO Danantara Dony Oskaria, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, dan Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti.