Ahad 21 Sep 2025 06:10 WIB

Tahanan Tewas Dianiaya di Dalam Sel, Kapolsek Genuk Semarang Diperiksa Propam

Rismanto juga akan menjalani sidang disiplin akibat kasus tersebut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi petugas mengidentifikasi jenazah.
Foto: Antara/Bima
Ilustrasi petugas mengidentifikasi jenazah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kapolsek Genuk Semarang, Kompol Rismanto, diperiksa Bidpropam Polda Jawa Tengah (Jateng) menyusul tewasnya seorang tahanan di sel tahanan Polsek Genuk. Rismanto juga akan menjalani sidang disiplin akibat kasus tersebut. 

"Propam sudah melakukan pemeriksaan terhadap Kapolsek, Kanit Reskrim, kemudian petugas yang bertugas hari itu, termasuk anggota jaga," ungkap Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto ketika ditanya perihal tewasnya seorang tahanan di Polsek Genuk, Jumat (19/9/2025). 

Artanto menambahkan, kasus tewasnya seorang tahanan di Polsek Genuk telah menjadi perhatian pimpinan Polda Jateng. "Pimpinan sudah menindaklanjuti dengan proses sidang disiplin untuk rekan yang di polsek tersebut," ujarnya. 

Namun Artanto belum mengetahui tentang sanksi apa yang kemungkinan bakal diterima Kapolsek Genuk dan personel lainnya yang menghadapi sidang disiplin. "Karena prosesnya sidang disiplin akan segera dimulai," ucapnya. 

Artanto mengungkapkan, tahanan yang tewas dianiaya di ruang tahanan Polsek Genuk berjenis kelamin laki-laki. Namun dia masih enggan mengungkap identitas atau inisial korban, termasuk dugaan tindak pidana apa yang telah dilakukannya. 

 

"Yang bersangkutan ini mengalami penganiayaan oleh sesama tahanan, sehingga mengakibatkan yang bersangkutan mengalami luka dan meninggal dunia," kata Artanto. 

 

Ketika ditanya berapa tahanan yang menganiaya korban, termasuk waktu kejadian, Artanto enggan mengungkap. "Nanti saya berikan. Namun peristiwanya adalah, yang bersangkutan dianiaya oleh sesama tahanan," ucapnya. 

 

Artanto mengatakan, pelaku menganiaya korban dengan tangan kosong. Menurut Artanto, tahanan yang menjadi korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tetap tak tertolong. 

 

"Pada prinsipnya peristiwa itu benar terjadi dan sudah menjadi atensi pimpinan," ujar Artanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement