REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 26 santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, masih menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit. "Korban dirawat di beberapa rumah sakit rujukan utama di Sidoarjo dan Surabaya-Mojokerto sesuai kondisi medis masing-masing,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Rabu (1/10/2025).
BNPB mengkonfirmasi daftar sebaran rumah sakit mulai dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Notopuro yang merawat 40 pasien, terdiri atas delapan pasien rawat inap dan menangani dua santri meninggal dunia. Sementara RS Siti Hajar menangani 52 pasien, dengan 11 pasien rawat inap, satu pasien meninggal dunia, dan satu pasien dirujuk.
RS Delta Surya menangani enam pasien rawat inap, sedangkan RS Sheila Medika menerima satu pasien yang telah dipulangkan dan RS Unair merawat satu pasien rawat inap. BNPB memastikan koordinasi dengan pemerintah daerah, BPBD, dan fasilitas kesehatan setempat terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan medis dan logistik darurat bagi korban dapat terpenuhi.
Menurut Abdul, selain layanan medis, dukungan psikososial juga dipersiapkan tim petugas gabungan untuk membantu pemulihan mental para santri dan keluarga yang terdampak peristiwa ini. "Operasi SAR juga masih berjalan, yang berdasarkan data absensi santri sebanyak 91 orang diduga tertimbun material bangunan," kata dia.