Senin 29 Nov 2021 21:02 WIB

Selesai 2019, Pemkot Yogya Akhirnya Resmikan Talud Juminahan

Keberadaan fasilitas yang memadai menunjukkan adanya komitmen yang sama.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Selesai 2019, Pemkot Yogya Akhirnya Resmikan Talud Juminahan (ilustrasi).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Selesai 2019, Pemkot Yogya Akhirnya Resmikan Talud Juminahan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta meresmikan Talud Juminahan yang dibangun di area Sungai Code, Kota Yogyakarta tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan, pembangunan talud ini dilakukan setelah sebelumnya terjadi longsor akibat siklon tropis Cempaka pada November 2017.

"Telah selesai direkonstruksi 100 persen pada akhir tahun 2019, namun belum bisa langsung diresmikan karena adanya pandemi Covid-19," kata Hidayat di Kampung Juminahan, Danurejan, Yogyakarta, Senin (29/11).

Hidayat menjelaskan, pembangunan talud didanai dari program hibah bantuan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pencabencana tahun anggaran 2018. Nilai konstruksi talud itu sendiri mencapai Rp 3,5 miliar.

Talud tersebut dibangun dengan panjang 150 meter. "Dengan ruang lingkup yakni pembuatan struktur beton bertulang, pembuatan IPAL dan finishing seperti lampu penerangan serta kursi," ujarnya.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, pembangunan talud dilakukan sebagai komitmen dalam meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Ia berharap, pembangunan yang sudah dilakukan dapat bermanfaat khususnya bagi warga setempat.

"Terlebih lagi Sungai Code memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Kota Yogya. Salah satunya sebagai pondasi daya dukung permukiman, serta urat nadi sumber penghidupan warga masyarakat," kata Heroe.

Heroe menuturkan, keberadaan fasilitas yang memadai menunjukkan adanya komitmen yang sama antara masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya yang terlibat. Termasuk memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab yang sama terhadap kemajuan perkembangan tata Kota Yogyakarta.

Untuk itu, ia pun meminta agar warga yang tinggal di bantaran sungai memiliki kepedulian dalam menata dan mengelola lingkungannya sendiri. "Saat ini sungai bukan lagi halaman belakang, namun sungai adalah halaman depan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lanskap Kota Yogya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement