REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) bersiap menggelar pemilihan Rektor dan Wakil Rektor. Sekretaris Panitia Pemilihan, Katiya Nahda mengatakan, proses pemilihan diawali pengumuman Daftar Pemilih Sementara (DPS) 17 Desember 2021.
Tantangan utama yang dihadapi panitia tentu kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan memaksa untuk beradaptasi. Katiya berharap, pilrek periode ini tetap berjalan sesuai prinsip luber yaitu langsung, umum, bebas dan rahasia.
Di sisi lain, panitia harus mempertimbangkan sisi kesehatan kondisi pandemi. Untuk itu, panitia menyiapkan dua skenario metode pemungutan suara, yaitu pemilihan secara langsung atau luring dengan datang langsung ke TPS dan e-voting.
Metode pemilihan sendiri akan diputuskan dalam rapat pleno pada 14 Januari 2022. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 usai tahun baru. Jadi, semisal menggunakan luring, prokes akan diberlakukan secara ketat.
"Dan selalu mengutamakan kesehatan warga civitas UII dalam keseluruhan tahapan. Namun, jika pemilihan dilakukan dengan model e-voting, maka isu kerahasiaan dan akuntabilitas hasil pemilihan jadi fokus utama panitia pemilihan," kata Katiya, Kamis (6/1).
Tantangan lain digitalisasi yang semakin masif di lingkungan UII. Pilres periode ini diharap semakin semarak dengan berbagai infografis yang tersebar di berbagai platform digital, termasuk media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan lainnya.
Sisi baiknya, Katiya berpendapat, orang-orang dapat memiliki ruang publik untuk membayangkan masa depan UII. Serta, mengekspresikan kecintaannya kepada UII pada saat pilrek mendatang berlangsung, yang mereka slogankan dengan Suara Cinta UII.
Terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT), khususnya dosen yang studi di luar negeri, kemungkinan hanya bisa menggunakan hak pilih jika pemilihan dilakukan dengan e-voting. Mengingat, sampai saat ini belum dimungkinkan adanya TPS luar negeri.
"Ada usulan untuk menggunakan model hybrid, namun sepertinya belum bisa direalisasikan sepenuhnya untuk pilrek tahun ini," ujar Katiya.
Wakil Ketua Panitia Pemilihan, Mahrus Ali menuturkan, politik di perguruan tinggi berbeda dari politik kenegaraan. Tujuannya, perubahan dan perkembangan UII demi terwujudnya rekonstruksi ke arah positif, khususnya di era digital.
"Nomadik UII sebagai universitas dengan reputasi historis dan merupakan bagian dinamika kebangsaan menjadikannya teras orang luar untuk melihat Indonesia," kata Mahrus.
Pada 3 Januari 2022, panitia telah menetapkan DPT 1.176 orang, terdiri dari 711 dosen, 383 tenaga kependidikan dan 82 mahasiswa. Mahasiswa yang mendapatkan hak suara perwakilan DPM, LEM, dan UKM. DPT alami kenaikan 127 orang dari sebelumnya.
Berdasarkan seleksi administrasi, ditetapkan 60 bakal calon Rektor UII memenuhi syarat. Syarat yang harus dipenuhi seperti dosen tetap UII, berusia setingginya 60 tahun, dan bergelar doktor dengan jabatan akademik serendahnya lektor kepala.
"Selain itu, kandidat harus memiliki kinerja baik selama empat tahun terakhir. Tentunya, kita juga akan melihat gagasan-gagasannya apa saja," ujar Mahrus.
Setelah ini, penjaringan tingkat fakultas 24 Januari 2022, ditetapkan dua calon suara terbanyak bagi fakultas yang balon rektornya lima orang atau lebih. Bagi fakultas yang memiliki balon lima orang atau kurang ditetapkan akan satu calon.
Tahapan berikutnya pemilihan yang direncanakan berlangsung pada 31 Januari 2022. Tahapan ini untuk memilih calon rektor berdasarkan hasil penjaringan di masing-masing fakultas, untuk ditetapkan lima orang calon yang akan diajukan ke senat.
Kelima calon rektor terpilih tersebut berkewajiban menyampaikan action plan. Di hadapan pengurus yayasan, anggota senat universitas, dosen, tenaga kependidikan, dan perwakilan dari lembaga-lembaga kemahasiswaan pada 24 Februari 2022 nanti.
Dua tahapan berikutnya pemilihan tingkat senat universitas dan penentuan rektor terpilih oleh Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII. Dari lima orang calon dipilih tiga orang yang diajukan ke PYBW UII untuk ditentukan Rektor UII terpilih.
Angka partisipasi pemilih tahun ini ditargetkan meningkat, dari 72 persen 2018 ke 85 persen lebih. Panitia sengaja mengemas slogan Suara Cinta UII yang khusus ditujukan kepada pemilih, menjadi simbol pembuktian cinta mereka kepada UII.