REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- SMK Negeri Jawa Tengah memberikan kesempatan kepada siswanya untuk magang dan kuliah di Jepang. Disiapkan 40 kuota bagi siswa yang lolos seleksi program ini.
Wakil Kepala SMK Negeri Jateng Bidang Humas dan Kerjasama, Heri Purnomo mengatakan, semester ini SMKN Jateng membuka kelas magang ke negara Jepang untuk 40 siswa.
Siswa SMKN Jateng yang lolos seleksi, nantinya bisa berkuliah sambil bekerja di Negeri Sakura dan berpeluang diterima pada perusahaan setelah selesai masa edukasi. "Untuk program ini, SMK Negeri Jateng bekerjasama dengan LPK PT Kebon Teknologi Indonesia," jelas Heri di Srmarang, Jawa Tengah, Selasa (12/7).
Sebelum diberangkatkan, lanjunya, akan dilaksanakan kelas persiapan bahasa Jepang dan juga pengenalan budaya Jepang kepada calon siswa magang.
Ia jugamenyebut, program magang ke Jepang ini merupakan Pilot Project yang dilaksanakan oleh SMK Negeri Jateng pada awal semester kali ini.
Program ini merupakan bentuk kerjasama kelas industri magang ke Jepang, dari siswa kelas XI yang bertalenta dan memiliki semangat kerja serta kuliah.
Untuk tahap awal ini bakal diseleksi guna memenuhi kuota 40 orang, yang kemudian akan mengikuti pendidikan bahasa dan budaya Jepang selama setahun, di luar jam belajar sekolah.
Heri juga mengungkapkan, kurikulum dan laboratorium kerja di SMK Negeri Jateng sangat mendukung program kerjasama magang dan kuliah di Jepang ini.
Setidaknya ini dapat dibuktikan dari sejumlah lulusan SMK N Jateng, yang saat ini sudah mampu diterima dan bekerja di Jepang.
Selain itu, boarding Schooll gratis yang dibiayai oleh APBD Jawa Tengah ini, memiliki beberapa peralatan modern yang menjadi standard industri.
Di antaranya, mesinComputer Numerical Control CNC), yang dapat mencetak logam sesuai yang pemrograman komputer.
Selain itu, budaya kerja di Jepang pun dibentuk di sekolah dengan memasang berbagai tanda atau istilah dalam bahasa Jepang.
Seperti poster budayakan 5K Ketelitian (Seiri), Kerapihan (Seiton), Kebersihan (Seiso), Kesegaran (Seiketsu) dan Kedisiplinan (Shitsuke).
"Anak- anak kami tak kalah saing jika melaksanakan kerja di Jepang. Cuma memang perlu dibekali bahasa Jepang dan gaya hidup di sana," tambahnya.
Lulusan SMK Negeri Jateng, lanjut Heri, sudah ada yang bekerja tiga hingga rmpat tahun di Jepang hingga mampu bekerja di pabrik per-cast, hingga mampu membelikan rumah, sawah untuk orang tuanya.
Salah satu calon peserta kelas magang Jepang, Ninik Ganjarwati mengaku antusias untuk mengikuti program tersebut.
Motivasinya ingin membantu orang tua juga selain menimba ilmu "Saya pribadi juga senang dengan negara Jepang," ujar siswi Kelas Bisnis Konstruksi dan Properti ini.