Jumat 29 Jul 2022 13:40 WIB

Sutradara

Cerita komedi-horor yang diangkat dalam film ini benar-benar menggelitik penonton.

Film bergenre komedi-horor, Hantu Tenggek.
Foto: dokpri
Film bergenre komedi-horor, Hantu Tenggek.

Oleh : Erik Hadi Saputra*

REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, apa yang Anda pikirkan tentang sutradara? Saya yakin Anda mengenal baik sutradara favorit dikarenakan karya hebatnya. Begitu Anda tahu bahwa dia adalah sutradaranya, maka Anda pun seperti otomatis akan menyukai filmnya. Anda pun akan bersemangat dalam menanti karya-karya selanjutnya.

Sambil membahas kelanjutan film Kinah & Redjo yang saat ini sedang memasuki proses editing, kedua sutradaranya Prof M Suyanto dan Hernandes Saranela kita sandingkan dengan Dato’ Prof Ts A Razak Mohaideen, seorang dosen yang sudah menyutradarai sebanyak 46 film di Malaysia. Sharing pengalaman bagaimana penyutradaraan dalam film tentu menjadi sesuatu yang sangat berharga. Prof Razak yang sudah saya kenal lama tetap saja dengan kerendahan hatinya mau memutarkan perdana film ke-46 nya yang berjudul “Hantu Tenggek.” Film ini akan tayang pada Desember 2022 di semua bioskop di Malaysia.

Cerita komedi-horor yang diangkat dalam film ini benar-benar menggelitik penonton. Selalu saja ada wawasan bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi yang menganggap menonton film adalah belajar.

Saya pernah mengajak beberapa asisten menonton film Indonesia di bioskop. Mereka saling berdiskusi sambil menganalisa cerita film. Dalam hati saya berkata “Belajarlah di mana pun” hehe.

Kembali lagi, sutradara mesti akan memberikan pesan dalam cerita yang disajikan. Ketika membicarakan film ke-46 Prof Razak ini, di mana terdapat lima orang pemuda-pemudi yang menawarkan jasa pemburu hantu. Walaupun sebenarnya mereka adalah penipu yang ingin mendapatkan uang lebih cepat dan banyak.

Mereka yang sengaja mengambil korbannya adalah seorang yang terpandang di daerah itu. Semua skenario tentang rumah berhantu akan mereka dramatisir. Walaupun semua itu adalah akting mereka belaka.

Ketika mereka berhasil mendapatkan keuntungan pertama dari aksi drama menipu mereka, salah seorang pemuda menawarkan usulan agar mereka melakukan rencana lagi dengan korban yang sama, namun dengan uang yang lebih besar. Mereka tidak menyadari jika rencana mereka itu ketahuan.

Singkat cerita, mereka pun justru diminta melakukan aksi bohong mereka itu di suatu rumah besar yang sedang dijual. Rumah itu diperebutkan oleh dua saudagar.

Agar saudagar kedua bisa merasakan dan mempercayai kalau rumah itu memang berhantu, mereka pun membuat skenario kembali. Mereka berhasil membuat saudagar kedua yang berencana membeli rumah itu lari ketakutan. Penuh dengan drama dan kelucuan yang mereka buat sendiri, akhirnya mereka pun mendapatkan dampak dari ulah mereka.  Mereka sendiri akhirnya didatangi hantu tenggek yang memang ada di lokasi. 

Ketika ditanya makna apa yang bisa ditarik dari cerita film itu, Prof Razak menyampaikan, "Ini pembelajaran bagi orang yang hidup instan. Ingin cepat kaya namun menipu orang lain. Dalam hidup berlaku karma. Perbuatan baik yang dilakukan baik juga yang didapatkan. Menipu dengan skenario negatif maka yang negatif itu juga akan menghampiri mereka."

Tidak hentinya saya tersenyum dan enjoy menikmati film dengan gabungan genre komedi dan horor ini.    

Pembaca yang kreatif, ketika ditanya mengapa menggabungkan komedi dan horor, tentu alasan bisnisnya adalah dikarenakan genre ini sedang banyak dinikmati. Tidak hanya komedi-horor, kita juga akan melihat gabungan genre komedi-aksi dan komedi-romantis menjadi kolaborasi cerita yang menarik. Selain itu pesan edukasi dalam film juga akan sangat diterima jika dibarengi dengan guyonan lucu dan kreatif. Dikarenakan dalam keadaan rileks kita lebih mudah menerima informasi dan tentunya semua itu akan bertahan lebih lama. Sehat dan teruslah terinspirasi.

 

*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement