Selasa 09 Aug 2022 10:20 WIB

Solusi Polemik Jilbab, DPRD DIY: Sebaiknya Saling Bermaafan

Yogyakarta adalah daerah yang sangat menjunjung budaya luhur dan toleransi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Jilbab. Ilustrasi
Foto: .
Jilbab. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Solusi polemik jilbab siswa SMA 1 Banguntapan Bantul dinilai sebaiknya dimulai dengan saling bermaafan. Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, berharap antara bapak ibu guru dengan siswi dan orangtua wali masing masing bisa saling memaafkan atas semua yang sudah terjadi. 

"Tidak ada yang salah dari bermaafan dan saling menyambung silaturahmi, ini adalah budaya yang adiluhung dan dianjurkan semua agama," kata Huda dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (9/8/2022).

Menurut Huda, tidak ada salahnya bila seorang guru atau kepala sekolah minta maaf pada muridnya atau orang tua. Dengan guru minta maaf berarti mengajarkan sifat ksatria pada muridnya. 

"Sebaliknya sangat mulia juga jika seorang siswa atau orang tua minta maaf pada gurunya. Sikap menghormat pada orang yang lebih tua, apalagi kepada gurunya adalah sikap yang baik, karena bagaimanapun juga guru mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Tidak ada mantan guru bagi seorang siswa," kata anggota DPRD dari Fraksi PKS tersebut.

Huda berharap, dengan saling bermaafan akan mendinginkan suasana dan lebih mudah fokus pada solusi permasalahan. "Apalagi ini di Yogyakarta, yang sangat menjunjung budaya luhur dan toleransi," katanya.

"Kalau kita mengorek kesalahan sampai sangat detil, satu persatu apalagi dalam permasalahan yang cukup sensitif saya khawatir akan memancing polemik panjang dan melebar kemana-mana. Kalau perbedaan yang ditonjolkan tentu akan meruncingkan permasalahan dan bisa juga menjadi konflik sosial. Jangan sampai itu terjadi," kata Huda.

Ia juga khawatir jika polemik ini semakin runcing akan berakibat negatif bagi siswa, karena tentu ada tekanan batin karena masalahnya membesar. "Bagi guru dan dunia pendidikan saya juga khawatir akan menimbulkan  ketakutan massal bagi guru dan dunia pendidikan, karena jika ada kesalahan sedikit saja akan dipermasalahkan sedemikian besar," ujarnya.

Solusi masalah ini, kata Huda, adalah mempercayakan pada Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) DIY. "Saya yakin rekan rekan dinas akan mampu memberikan solusi terbaik bagi siswa dan menegakkan aturan yang berlaku. Saya mendorong dinas menegakkan aturan secara proporsional dan profesional. Jika ada kesalahan silakan diberikan sanksi secara proporsional," katanya.

Ia berharap Disdikpora bisa segera menyelesaikan masalah ini dimulai dari memfasilitasi pertemuan, rekonsiliasi, dan saling memaafkan ini. Sekaligus memberikan solusi terbaik, karena menurut Huda ini memang tupoksi Disdikpora.

"Jangan sampai berlama-lama karena dikhawatirkan ada pihak pihak yang ingin memperlebar masalah ini dan tidak berorientasi pada solusi. Jangan sampai juga melebar sehingga berpotensi menimbulkan konflik sosial," katanya mengingatkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement