Ahad 16 Oct 2022 18:18 WIB

Mahasiswa UAD Ajak Santri Tangani Trauma Muskuloskeletal

Peserta pelatihan dapat menambah ilmu terkait teknik penanganan cedera.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa yang tergabung dalam PK IMM FK UAD memberikan pelatihan terkait teknik pembidaian dan pembebatan guna mengatasi trauma muskuloskeletal.
Foto: Dokumen
Mahasiswa yang tergabung dalam PK IMM FK UAD memberikan pelatihan terkait teknik pembidaian dan pembebatan guna mengatasi trauma muskuloskeletal.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang tergabung dalam Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Kedokteran (PK IMM FK) memberikan pelatihan terkait teknik pembidaian dan pembebatan.

Pelatihan dilakukan sebagai bentuk penanganan akibat trauma muskuloskeletal kepada santri. Ketua Umum IMM FK UAD, Naufal Elsania mengatakan, pelatihan ini digelar melalui kegiatan bertajuk 'Pelatihan Pembidaian dan Pembebatan'.

Kegiatan digelar di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Muhammadiyah Al-Amin, Kota Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa UAD mengajak santri menangani trauma muskuloskeletal.

Naufal mengatakan, trauma muskuloskeletal merupakan trauma yang terjadi pada tulang dan otot. Trauma ini bisa terjadi pada siapa saja dan dimana saja, misalnya pada patah tulang, dislokasi, ruptur ligamen, dan juga terkilir (sprain).

"Sebab itu, perlu dilakukan pertolongan pertama untuk membantu stabilisasi dan mengurangi rasa sakit pada penderita. Pertolongan pertama dapat dilakukan oleh siapa saja dengan melakukan pembidaian dan pembebatan," kata Naufal, Ahad (16/10/2022).

Melalui pelatihan ini, pihaknya berharap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama bagi peserta pelatihan, termasuk bagi mahasiswa UAD sendiri. Bagi peserta pelatihan, katanya, dapat menambah ilmu terkait teknik penanganan cedera.  

"Sedangkan bagi mahasiswa UAD juga bermanfaat untuk mengasah dan mengembangkan keterampilannya," ujar Naufal.

Dalam pelatihan tersebut, diikuti oleh belasan santri tingkat SMP dan SMA yang didampingi pembina Hizbul Wathan (HW). Sebelum kegiatan dimulai, Naufal juga memberikan penjelasan singkat terkait program pelatihan, kemudian dilanjutkan praktik dengan membentuk kelompok-kelompok kecil.

Selama pelatihan berlangsung, katanya, para santri terlihat antusias. "Masing-masing kelompok saling adu jargon untuk membakar semangat. Kegiatan diakhiri dengan tebak-tebakan dari materi yang telah disampaikan saat pelatihan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement