Senin 24 Oct 2022 20:46 WIB

HSN Unissula Berikan Penghargaan kepada Santri Mahasiswa Berprestasi

Ketika Indonesia dijajah oleh Belanda, santri senantiasa mengobarkan perlawanan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
HSN Unissula Berikan Penghargaan kepada Santri Mahasiswa Berprestasi (ilustrasi).
Foto: dok. Humas Unissula
HSN Unissula Berikan Penghargaan kepada Santri Mahasiswa Berprestasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2022 menjadi momentum yang menggembirakan bagi mahasantri pesantren mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang yang berprestasi.

Mereka menerima penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas prestasi dan dedikasi dalam berbagai kegiatan pesantren mahasiswa di kampus Unissula, bertepatan dengan peringatan HSN tahun ini.

Baca Juga

Ada sejumlah kriteria penghargaan yang diterimakan kepada mahasantri putra/ putri teladan, musyrif/ musyrifah teladan, mahasantri putra/ putri teraktif pun demikian musyrif/ musyrifah teraktif.

Penghargaan mahasantri putri teladan diberikan kepada Alfusyifa Rifalman dari program studi (prodi) Kebidanan. Sedangkan mahasantri putra teladan diberikan kepada Hasan Syarif dari prodi Kedokteran Umum.

Untuk penghargaan musyrif teladan diberikan kepada Fadhil Mubarok dan penghargaan musyrifah teladan diberikan kepada Hesti Khumaeroh.

Sementara untuk penghargaan kategori mahasantri teraktif putra diberikan kepada Iqtada Bidinil Haq dan penghargaan mahasantri putri teraktif diberikan kepada Attika Nur Rachma serta Alifia Afifah.

Penghargaan  musrif dan musrifah teraktif diberikan kepada Sri Nur Rahayu, Devina Aprilia Nur Rahayu dan Fadhil Mubarok.   

Wakil Rektor III Unissula, Muhammad Qomaruddin ST MSc PhD mengapresiasi Pesantren Mahasiswa Unissula yang menginisiasi penghargaan kepada Pesantren Mahasiswa Unissula tersebut.

Ia mengharapkan, seluruh mahasntri senantiasa aktif dalam setiap fase perjuangan bangsa Indonesia. Karena santri tidak pernah mengatakan ‘tidak’ untuk Indonesia.

“Ketika Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda, santri senantiasa mengobarkan perlawanan dan semangat jihad untuk membela dan mempertahankan tanah air tercinta,” ungkapnya, Senin (24/10).

Qomaruddin mencontohkan di masa KH Hasyim Asyari yang lantang mengeluarkan resolusi jihad untuk mengusir penjajah yang diikuti oleh para santri. Demikian juga santri di seluruh Indonesia juga aktif melakukan perlawanan terhadap kaum penjajah.

Hingga bangsa ini merdeka tidak lepas dari peran para santri. Namun demikian perjuangan satri pascakemerdekaan belumlah selesai, karena santri harus selalu aktif mengisi kemerdekaan.

Santri juga harus mengawal berbagai lini kehidupan bangsa, dengan aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, kesehatan dan berbagai bidang lainnya. “Santri juga bisa menjadi apa saja, menjadi pengusaha, pejabat, birokrat, bahkan pemimpin negara,” tambahnya.

Lebih lanjut, Qomaruddin juga mengingatkan agar santri tidak lupa tugas utamanya, yakni menjaga agama, selalu menjunjung tinggi nilai- nilai kemanusiaan. “Karena menjaga harkat kemanusiaan juga berarti menjaga Indonesia,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement