Selasa 20 Dec 2022 15:00 WIB

UGM Dorong Kedaulatan Pangan dalam Membangun Indonesia 2045

Isu pangan juga jadi pokok bahasan dalam berbagai forum rektor dan konvensi kampus.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Rektor UGM, Prof Ova Emilia, dalam Rapat Terbuka di Grha Sabha Pramana yang menjadi puncak peringatan Dies Natalis ke-73 UGM.
Foto: Universitas Gadjah Mada
Rektor UGM, Prof Ova Emilia, dalam Rapat Terbuka di Grha Sabha Pramana yang menjadi puncak peringatan Dies Natalis ke-73 UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Salah satu isu strategis yang perlu menjadi prioritas bangsa saat ini yaitu isu kedaulatan dan ketahanan pangan. Hal tersebut, menurut Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ova Emilia, dilatarbelakangi oleh ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim, pandemik, dan dinamika geopolitik yang menyebabkan gangguan rantai pasok.

"Kementerian perencanaan pembangunan nasional di 2019 juga telah menegaskan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang didukung oleh ketahanan pangan menjadi salah satu pilar visi pembangunan Indonesia di 2045," kata Ova dalam rapat terbuka peringatan puncak Dies Natalis ke-73 UGM di Grha Sabha Pramana, Senin (19/12/2022).

Ova menambahkan isu pangan juga termaktub di dalam tema peran perguruan tinggi dalam mewujudkan kedaulatan pangan energi dan obat menuju Indonesia emas 2045. Selain itu isu pangan juga jadi pokok bahasan dalam berbagai forum rektor dan konvensi kampus.

"Perhatian nasional dan global terkait isu pangan ini sejalan dengan tema Dies Natalis ke-73 UGM yaitu Pangan Berdaulat, Bangsa Bemartabat," ujarnya.

Ia mengatakan tema tersebut menjadi pijakan untuk berkontribusi nyata pada penyelesaian masalah ketahanan dan mendorong terwujudnya pangan berkelanjutan dan mengoptimalkan sumber daya lokal. UGM juga berkomitmen sedang dan akan melaksanakan Tridarma yang terkait kedaulatan pangan.

"Tantangan UGM berkontribusi membentuk ekosistem kedaulatan pangan masa depan dengan zero hunger (tanpa kelaparan), dengan mewujudkan pertanian tahan perubahan iklim, pasokan dan rantai makanan yang independen, dan tata kelola pertanian yang baik," ungkapnya.

UGM juga telah meraih sejumlah penghargaan di bidang sistem ketahanan pangan baik nasional maupun internasional, salah satunya yaitu penghargaan Internasional Rice Research Institute dalam hal swasembada beras. Selain itu Ova menambahkan UGM telah melakukan pengembangan varietas kedelai hitam malika untuk meningkatkan potensi produktifitas komoditas kedelai sebesar 2-3 kali rerata nasional.

"Peningkatan produktivitas kedelai yang diintensifkan melalui teknologi smart agricultur enteprise yang berbasis teknologi smart field monitoring system traceability dan regeneratif farming," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement