Senin 26 Dec 2022 23:19 WIB

Pemkab Kediri Salurkan Insentif untuk Guru Ngaji

Pemberian bisyaroh untuk guru ngaji tersebut merupakan program Bupati Kediri.

Pemkab Kediri Salurkan Insentif untuk Guru Ngaji (ilustrasi).
Foto: Dok BMH
Pemkab Kediri Salurkan Insentif untuk Guru Ngaji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyalurkan insentif atau bisyaroh untuk ribuan guru ngaji di wilayah ini sebesar Rp1,2 juta per orang.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Mokhamat Muhsin mengemukakan, jumlah penerima insentif pada 2022 ini sebanyak 7.500 guru dengan rincian 6.665 guru muslim, 835 nonmuslim.

Baca Juga

"Jumlah penerima tahun 2022 ini bertambah dari tahun sebelumnya. Tahun 2021 penerima sebanyak 7.148 guru,dan sekarang 7.500 guru," katanya di Kediri, Senin (26/12/2022).

Ia menambahkan, adanya tambahan jumlah penerima insentif itu juga sesuai dengan arahan Bupati untuk terus mendata guru-guru ngaji yang sebelumnya tidak terdata.

 

Pemberian bisyaroh untuk guru ngaji tersebut merupakan program Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana sejak tahun 2021. Pemberian insentif tersebut menjadi komitmen pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan guru ngaji yang telah mendidik moral generasi-generasi penerus bangsa.

Selain jumlah penerima yang bertambah, lanjut dia, para guru tersebut juga mendapatkan jaminan sosial ketenagakerjaan.

Ia menyebut, dengan tercover BPJS Ketenagakerjaan, guru ngaji tersebut akan mendapatkan banyak manfaat karena mendapat perlindungan sosial di antaranya jaminan kecelakaan kerja maupun jaminan kematian.

Manfaat itu tidak hanya bagi guru ngaji melainkan juga keluarga. Bagi guru ngaji yang tercatat sebagai penerima insentif dan meninggal pada bulan Oktober-Desember 2022, ahli waris diminta untuk melaporkan untuk mendapatkan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan.

"Untuk guru ngaji yang meninggal, anaknya akan mendapatkan beasiswa sekolah, sedang suami atau istri akan mendapat pelatihan kewirausahaan," kata Muhsin.

Ia menambahkan, proses penyaluran insentif bagi guru-guru ngaji tersebut dilakukan pada 22-29 Desember 2022. Proses penyaluran tersebut juga didampingi oleh Lembaga Pendamping Program Pesantren, Madrasah Diniyah dan TPQ atau TPA (LP3MT) Kabupaten Kediri.

Muhsin menambahkan, setelah penyaluran insentif tahun 2022 ini selesai, pemerintah juga akan melakukan perbaruan data untuk keperluan penyaluran 2023. Perbaruan data tersebut akan dimulai akhir Januari 2023.

Sementara itu, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pemberian insentif tersebut sebesar Rp9 miliar. Setiap guru ngaji akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 1,2 juta atau Rp100 ribu tiap bulan yang dikirim ke rekening masing-masing penerima.

Sementara itu, perwakilan LP3MT Kabupaten Kediri H.M. Kazul Fikri mengatakan penyaluran bisyaroh pada 2022 diberikan sekaligus di bulan Desember 2022. Untuk penyaluran 2023, pihaknya berharap agar penyaluran bisa dilakukan setiap triwulan sekali.

Ia juga berharap, penerima bisyaroh nantinya bisa semakin bertambah.

"Kami juga upayakan kuota penerima bisa bertambah keseluruhan guru madrasah diniyah. Di data kami ada sekitar 15.000 guru, sedangkan kuota penerima saat ini 7.500 guru," kata dia.

Gus Fikri, sapaan akrabnya juga mengapresiasi program jaminan ketenagakerjaan bagi guru ngaji di kabupaten ini. Terlebih lagi, iuran BPJS Ketenagakerjaan itu tidak dipotongkan dari insentif yang diterima para guru ngaji.

"Sama sekali tidak memotong hak-hak mereka, (iuran BPJS Ketenagakerjaan) ada anggarannya sendiri," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement