REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Kasus pencabulan terhadap 12 anak oleh oknum guru ngaji mendapatkan respons dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang. Hari ini, telah digelar pertemuan lintas instansi untuk membahas tindak lanjut kasus ini.
Hasil dari pertemuan tersebut telah mengerucut pada dukungan trauma healing, tidak hanya kepada lima korban yang masih mengalami trauma berat, namun juga kepada 21 yang telah melapor sebagai korban.
Perwakilan LSM Trinusa, Dimas Adi Pamungkas mengatakan, pihaknya turut diundang rapat dengan instansi terkait oleh Pemkab Batang. Rapat dihadiri oleh perwakilan Polres Batang, psikolog, P2TP2A, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, kepala Kelurahan dan Kecamatan Batang.
“Hasil rapat ini pun telah mengerucut untuk segera melakukan trauma healing kepada semua korban,” ungkapnya, saat dikonfirmasi, Selasa (10/1/2023).
Beberapa poin dari rapat ini, lanjutnya, dari pihak kepolisian juga meminta, kalau masih ada korban yang lain, diharapkan agar segera melapor kepada aparat yang berwenang dalam penegakan hukum.
Dalam rapat ini juga disepakati, Polres Batang akan menerjunkan timnya untuk melaksanakan trauma healing kepada para korban. “Sudah dipastikan, Rabu (11/1/2023) besok, Polres Batang akan melakukan trauma healing kepada mereka,” tegasnya.
Setelah proses trauma healing tersebut, lanjut Dimas, tim yang hari ini mengikuti rapat akan menggelar pertemuan kembali untuk melakukan evaluasi hasil trauma healing yang sudah dilakukan kepada para korban.
“Jadi hasilnya seperti apa, nanti akan ada rapat kembali untuk mengawal tindak lanjut dari upaya pemulihan para korban tindak pencabulan ini,” ujar dia.