Ahad 15 Jan 2023 18:28 WIB

Sikap DPD terkait Meninggalnya Mahasiswi UNY yang Perjuangkan Keringanan UKT

Pemerintah diminta meningkatkan efektivitas sasaran penerima beasiswa.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Utas yang ditulis akun @rgantas tentang mahasiswi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) angkatan 2020, Nur Riska, yang berjuang meminta keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sampai akhir hayatnya.
Foto: Tangkapan layar Twitter
Utas yang ditulis akun @rgantas tentang mahasiswi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) angkatan 2020, Nur Riska, yang berjuang meminta keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sampai akhir hayatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan B Najamudin menanggapi soal viralnya kisah seorang mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Riska yang meninggal dunia akibat terdesak oleh nominal Uang Kuliah Tunggal (UKT) kampusnya. Ia meminta pemerintah meningkatkan efektivitas sasaran penerima beasiswa kepada masyarakat kelas menengah ke bawah.

"Kami dan kita semua tentu sangat menyesalkan kejadian pilu ini di tengah meningkatnya alokasi dana abadi beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kepada generasi muda Indonesia melalui beberapa program beasiswa. Artinya, Kita perlu mengkaji kembali sistem distribusi beasiswa tersebut termasuk sistem pendidikan tinggi yang dinilai berkontribusi terhadap meningkatnya beban pembiayaan pendidikan tinggi saat ini," kata Sultan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/1/2023).

Menurutnya, sistem distribusi beasiswa pemerintah saat ini sering kali tidak menjangkau kebutuhan pendidikan anak-anak yang bermukim di desa terpencil. Akibatnya, seringkali kita mendapati banyak anak daerah dan desa yang melanjutkan pendidikan tingginya hanya dengan bermodalkan keberanian dan hasil kerja kerasnya sendiri.

"Kami berharap pengalaman kematian mahasiswa UNY ini menjadi tragedi terakhir yang patut diperhatikan secara serius oleh pemerintah. Sehingga berbagai jenis beasiswa baik LPDP maupun Bidik misi harus disalurkan secara berkeadilan sesuai dengan kebutuhan khususnya mereka anak petani dari desa yang memiliki keinginan kuat untuk menuntut ilmu dan mengubah nasib keluarganya", ujarnya.

Mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu  meminta kepada pemerintah untuk memberikan santunan dan beasiswa penuh kepada adik Riska. Sebab dalam utas yang ditulis akun @rgantas, Riska pernah mengatakan jika akhirnya dia tidak bisa melanjutkan kuliahnya. Ia ingin kerja agar dapat menguliahkan adiknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement