REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman tengah mengembangkan batik Sinom Parijotho Salak jadi sebagai produk unggulan dan untuk branding. Hal itu disampaikan Bupati Sleman Kustini saat presentasinya di hadapan Tim Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2023.
"Batik Sinom Parijotho Salak adalah inovasi batik Sleman berbasis kearifan lokal," kata Kustini, Rabu (1/2/2023).
Ia menjelaskan kisah panjang pencarian batik Sinom Parijotho Salak sampai menjadi terkenal seperti sekarang. Saat dirinya menjadi Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Sleman 2010-2021, muncul keinginan menciptakan batik khas Sleman.
Keinginan Dekranasda Sleman tersebut mendapat dukungan dari bupati Sleman periode 2010-2015 dan 2016 -2021, Sri Purnomo. Karena itu Pemkab Sleman menggelar lomba desain batik Sleman pada 2012.
"Tujuan lomba ini adalah untuk menggali potensi desainer-desainer batik dalam menggali motif-motif batik yang bersumber pada kekayaan alam dan budaya Sleman," katanya.
Lomba kemudian berhasil menjaring 10 finalis. Kemudian dipilih dua desain motif sebagai pemenangnya. Kedua motif desain itu adalah Parijotho yang dibuat oleh Susilo Radi Yuniarto dan desain motif Salakoleh Isdianto.
"Motif desain Parijotho dan Salak dipilih karena tanaman parijotho dan salak memang banyak ditemukan di Sleman," ungkap Kustini.
Untuk pewarnaannya, digunakan warna alam. Pihak Pemkab telah bekerja sama dengan Fakultas Teknik Kimia UGM pada 2015 untuk menemukan pewarna alam yang bermutu, yaitu indigofera dalam bentuk bubuk.
Adapun makna filosofis di balik dua motif batik tersebut. Kustini mengatakan kedua motif menggambarkan harapan akan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat Sleman yang diayomi oleh pemimpin pemegang amanah rakyat.
Kedua motif itu kemudian didesain ulang digabungkan oleh perajin-perajin Paguyuban Batik Khas Sleman menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan, yakni batik motif Sinom Parijotho Salak. Di 2014, Pemkab Sleman meluncurkan batik motif Sinom Parijotho Salak.
Hal itu dikukuhkan dengan menerbitkan peraturan bupati tentang tatakelola batik Sleman pada 2015. Lalu, pemkab mendaftarkan hak cipta Hak Cipta Motif Batik Sinom Parijotho Salak di Kementerian Hukum dan HAM pada 2019.
Pemkab Sleman lantas menetapkan batik Sinom Parijotho Salak sebagai salah satu produk unggulan. Kemudian keluar kebijakan menetapkan penggunaan pakaian oleh masyarakat dan ASN di lingkungan Pemkab Sleman.
Batik Sinom Parijotho Salak kini telah menjadi branding Kabupaten Sleman. Batik ini juga sudah dikenal di dunia internasional.
Desainer Samuel Watimena telah membawa Sinom Parijotho Salak ikut dalam fashion show di Korea Selatan. Batik ini juga telah memasuki pasar Eropa.