Selasa 28 Feb 2023 15:51 WIB
Inspira

Kolaborasi Lintas Generasi (IndoCEISS dan CORIS)

Acara itu menjadi tempat yang inspiratif penuh keilmuan dan wawasan.

Erik Hadi Saputra
Foto: dokpri
Erik Hadi Saputra

Oleh : Erik Hadi Saputra*

REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, banyak hal menarik setelah bersama-sama menjadi panitia dalam Rakernas IndoCEISS-CORIS yang telah terlaksana pekan lalu, 24 sampai 25 Februari 2023. Saya banyak bertemu dengan guru besar dan dosen senior yang bergabung kedalam organisasi profesi Indonesian Computer, Electronics and Instrumentation Support Society (IndoCEISS), termasuk juga bertemu dengan banyak pimpinan perguruan tinggi dalam organisasi kelembagaan Cooperation Research Inter University (CORIS).

Acara yang berlangsung di Yogyakarta itu menjadi tempat yang inspiratif penuh keilmuan dan wawasan.  Ditambah suasana santai ketika agenda makan malam. Semua akademisi perguruan tinggi yang hadir dalam acara itu melebur dalam suasana yang santai.

Dr Djoko Sutarno, salah satu dosen senior dan Pembina CORIS mengatakan “yang dicari bukan kesempurnaan acara, tetapi kebersamaan dan kekompakan. Semua teman-teman bisa guyub dan bahagia. Itu juga terlihat saat acara makan malam yang super sekali.”

Pembaca yang kreatif, apa yang membuat semua agenda berjalan lancar dan kompak? Pertama adalah koordinasi yang intens. Hampir tiap pekan selama dua bulan sebelum acara, tim berkoordinasi lewat media sosial dan aplikasi pertemuan dalam jaringan. Koordinasi yang rutin ini dapat memberikan gambaran pencapaian persiapan acara sebelum hari pelaksanaan.

Semua orang yang terlibat dalam kepanitiaan akhirnya bisa mengerti perkembangan yang terjadi. Apa yang menjadi kekurangan bisa segera diantisipasi.

Kedua, memegang kepercayaan. Kolaborasi acara IndoCEISS-CORIS ini bisa dikatakan terlaksana sangat sukses terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti acara. Sekitar 160 institusi pendidikan tinggi terlibat aktif mengikuti acara ini. Mulai dari pendaftaran yang sudah mereka isi sejak lama. Bahkan kedatangan dari berbagai kota di Indonesia yang langsung mendaftar pada hari pelaksanaan.

Selain peserta, jumlah institusi yang mendukung terlaksananya acara ini juga banyak sekali. Terihat dari deretan logo institusi yang tercantum pada poster dan publikasi acara. Tentu dukungan itu nyata disebabkan penyelenggaranya bisa memegang kepercayaan yang diberikan.

Ketiga, komunikasi beda generasi. Kalau dilihat dari nama-nama yang terlibat dalam kepanitiaan ini, diketahuilah kalau acara ini diurus dari berbagai lintas generasi. Apa yang membuat kolaborasi ini berjalan sukses? Jawabannya adalah generasi senior (baby boomers dan generasi X) memberikan dukungannya secara nyata kepada generasi Milenial Y dan Gen Z di lapangan.

Apa yang dibutuhkan oleh generasi senior adalah generasi di bawahnya memahami maksud komunikasi verbal dan non verbal yang sudah disampaikan. Bisa bergerak cepat serta menempatkan arahan dan kebijaksanaan seniornya sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan acara. Harmonisasi komunikasi ini jugalah yang menjadi salah satu kunci kuatnya kerja kepanitiaan.

Keempat, memberi apresiasi. Ketika acara telah usai dengan foto bersama, kerja panitia pun dinyatakan selesai dan sukses. Ungkapan terima kasih atas waktu dan kerja yang tulus banyak terbaca dalam WhatsApp Group. Termasuk ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan sehingga acara bisa terlaksana atas dukungan semua pihak.

Tentu hal ini merupakan penghargaan kepada semua orang yang teribat. Menghargai tidak hanya dalam bentuk hadiah dan makan-makan saja. Memberikan jempol atas kerja cerdas, menyebutkan nama atas usaha, bahkan ketulusan senyuman menghargai sekecil apa pun usaha yang dilakukan oleh tim kerja merupakan apresiasi yang akan diingat seterusnya. Sehat dan teruslah terinspirasi.

 

*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement