Rabu 22 Mar 2023 16:35 WIB
Lentera

Bersinar dan Bercahaya

Sumber daya yang mampu membawa perbaikan tentu menjadi harapan bersama.

Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami*

REPUBLIKA.CO.ID, Insya Allah, mulai Kamis 23 Maret 2023 sebagian besar umat Muslim akan memulai ibadah puasa Ramadhan. Penanggalan yang digunakan oleh umat muslim merupakan sistem yang didasarkan pada peredaran bulan terhadap bumi.

Penggunaan tata surya, seperti matahari dan bulan sebagai patokan dalam sistem penanggalan sudah dikenal cukup lama.  Dalam sebuah tulisan di media bahkan disebut sistem penanggalan tertua telah berumur 10 ribu tahun, di mana kemunculan matahari, bulan, atau keduanya digunakan sebagai variabel dalam penentuan suatu sistem kalender.

Dalam sistem penanggalan Hijriyah, penentuan awal bulan ditandai oleh penampakan bulan sabit pertama kali atau sering disebut dengan hilal. Terdapatnya perbedaan kriteria, parameter, dan nilai rujukan yang digunakan untuk mendefinisikan kemunculan bulan sabit pertama inilah yang dapat membuat perbedaan penentuan awal bulan.

Berbagai upaya untuk menjembatani adanya perbedaan tentu sudah dilakukan, seperti adanya kesepakatan Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapore (MABIMS) yang menghasilkan kriteria dan parameter tertentu untuk penilaian kemunculan bulan baru.

Adanya kesamaan kriteria, parameter, serta nilai rujukan yang telah ditentukan dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan. Namun demikian tentu akan masih muncul perbedaan dengan berbagai alasan atau argumentasi yang tidak dapat dihindari. Bagaimana menyikapi argumen dan alasan yang dikemukakan tentu dapat menjadi bahan kajian untuk melakukan perbaikan.

Hal yang sama juga terjadi dalam bidang akademik, hasil penilaian klasterisasi Perguruan Tinggi (PT) yang telah diumumkan pekan lalu ataupun hasil suatu akreditasi tentu juga didasarkan atas nilai dari suatu kriteria dan parameter.

Pada tahun 2023 ini, klasterisasi PT didasarkan dari hasil olahan rekaman kinerja PT berbasiskan SINTA dari tahun 2019 sampai tahun 2021. Hasil klasterisasi yang didapatkan pada tahun 2023 ini tentu harus menjadi bahan evaluasi diri dari setiap PT. Apa dan bagaimana usaha untuk melakukan perbaikan agar menjadi lebih baik di masa mendatang tentu harus dilakukan.

Universitas AMIKOM Yogyakarta juga terus berusaha berbenah untuk melakukan perbaikan. Terbitnya SK Rektor yang mewajibkan seluruh dosen untuk mengajukan proposal penelitian merupakan salah satu respon dalam usaha perbaikan. Adanya kriteria, parameter, dan nilai rujukan yang digunakan dalam penilaian klasterisasi PT tentu bisa menjadi acuan dalam usaha perbaikan.

Tentu hal ini membutuhkan dukungan banyak pihak, khususnya bidang-bidang terkait yang memahami berbagai kriteria, parameter, dan nilai rujukan yang digunakan. Pemahaman atas kriteria, parameter, dan nilai rujukan menjadi hal yang penting untuk mendukung upaya perbaikan menjadi tepat sasaran.

Mengukur dan menghitung nilai dari masing-masing kriteria dan parameter, kemudian melakukan perbaikan menjadi tugas yang harus segera dilakukan. Hal tersebut tentu memerlukan sinergi lintas bidang, khususnya dari sumber daya yang memiliki pemahaman dan pemberian kepercayaan untuk menjalankannya. Sumber daya yang mampu membawa perbaikan untuk semakin bersinar dan bercahaya tentu menjadi harapan bersama.

Ayat 5 dari Alquran surat Yunus berikut dapat menjadi pengingat dalam pentingnya mengukur dan menghitung nilai suatu kriteria dan parameter, “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” Wallahu a’lam.

 

*Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement