Ahad 28 May 2023 20:44 WIB

Puan Komentari Pertanyaan Soal Bacawapres Ganjar

Puan tak menampik jika sosok tersebut berasal dari salah satu ormas di Indonesia.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Joko Widodo, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ganjar Pranowo berfoto bersama saat deklarasi Calon Presiden dari PDIP di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDIP resmi mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres pada Pemilu 2024.
Foto: Agus Suparto
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Joko Widodo, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ganjar Pranowo berfoto bersama saat deklarasi Calon Presiden dari PDIP di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDIP resmi mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres pada Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua DPP PDIP Puan Maharani enggan membocorkan siapa bakal calon wakil presiden (bacawapres) yang akan mendampingi Ganjar pada Pemilu 2024 mendatang. 

Ketika disinggung kapan nama tersebut akan diumumkan, ketua DPR RI tersebut meminta untuk bersabar. "Sabar, kita lihat nanti," kata Puan di Solo Safari, Ahad (28/5/2023). 

Baca Juga

Puan juga enggan membeberkan nama siapa bacawapres saja yang sudah terjaring di PDIP.  Alasannya agar ada unsur kejutan ketika bacawapres tersebut diumumkan. 

"(Dari beberapa nama yang paling teratas?) Ya rahasia dong. Kalau enggak rahasia nanti nggak bikin surprise. Tunggu kejutan selanjutnya," katanya. 

Ditanya apakah sosok tersebut berasal dari salah satu ormas di Indonesia, Puan tak menampik jika ada kemungkinan tersebut. enurutnya PDIP masih melihat mana calon terbaik untuk mendampingi Ganjar. "Mungkin aja. Semuanya memungkinkan. Namanya masih banyak dan kita sedang melihat mana yang terbaik," katanya.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, pembahasan bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo masih berproses. Sosok tersebut akan diumumkan pada saat momentum yang tepat. 

"Tahapannya diumumkan cawapresnya, kemudian yang kedua mendapatkan dukungan dari partai dan dari rakyat, yang diorganisasi dari partai dan relawan. Setelah dapat dukungan, dalam momentum yang tepat akan diumumkan calon wakil presiden," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Proses tersebut juga berkaca pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, di mana cawapres diputuskan dengan melihat konstelasi politik. PDIP tak ingin kontestasi nasional justru membawa risiko politik. 

"Kita masih menghadapi tantangan-tantangan geopolitik yang harus disikapi. Ini menjadi konsideran sehingga pada momentum yang tepat akan dikerucutkan," ujar Hasto. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement