Senin 29 May 2023 10:17 WIB

Dongkrak Wisata, Penerbangan Surabaya-Sumenep Ditargetkan Kembali Beroperasi

Harga tiket penerbangan Surabaya-Sumenep kemungkinan berkisar Rp 350 ribu.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Sejumlah pesawat udara terparkir di apron Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Sejumlah pesawat udara terparkir di apron Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bupati Sumenep Achmad Fauzi menargetkan bisa menghidupkan kembali penerbangan domestik dari bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep, Madura, yang terhenti dampak pandemi Covid-19 dan kenaikkan minyak dunia. Fauzi meyakini, ketika penerbangan domestik Surabaya-Sumenep kembali beroperasi, maka kunjungan wisatawan ke sana bisa meningkat.

"Ini lagi kita upayakan kembali agar bisa terbang (penerbangan domestik Surabaya-Sumenp) karena harga minyak dunia menurun. Dan kemungkinan biaya tiket bisa lebih murah, sehingga dalam waktu dekat bisa terbang lagi," kata Fauzi di Surabaya, Senin (29/5/2023).

Politikus PDI Perjuangan itu menyatakan akan segera berkomunikasi dengan maspakai Wings Air sebagai pemilik izin operasi penerbangan dimestik rute Surabaya-Sumenep. Fauzi melanjutkan, selain wisatawan, target lainnya adalau karyawan perusahaan Migas yang beroperasi di Sumenep dan sektor pemerintahan.

"Kalau mereka setuju untuk terbang kembali, kami akan mencoba komunikasikan dengan potensi penumpang yang ada, agar okupansi pesawat bisa terpenuhi. Biasanya maskapai swasta meminta jaminan okupansi minimal 70 persen," ujarnya

Fauzi menjelaskan, jiia keinginannya tersebut terealisasi, harga tiket penerbangan Surabaya-Sumenep kemungkinan berada di kisaran Rp 350 ribu. Besaran tersebut dinilainya masih sangat terjangkau penumpang, baik kalangan wisatawan, pekerja Migas, maupun masyarakat Sumenep.

Fauzi menargetkan, penerbangan domestik Surabaya-Sumenep bisa kembali beroperasi pada Juli 2023. Sambil meyakinkan pihak maskapai, lanjut Fauzi, pihaknya akan melakukan komunikasi dengan perusahaan-perusahaan di Sumenep. "Kalau dulu sebelum pandemi okupansinya rata-rata 60 persen. Setiap hari penerbangannya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement