Rabu 28 Jun 2023 20:01 WIB

Enceng Gondok Kembali Ganggu DTW Sekitar Danau Rawapening  

Bagi sebagian nelayan, tutupan rumpun-rumpun enceng gondok cukup mengganggu aktivitas

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Permukaan danau Rawapening dan dermaga DTW Bukit Cinta Rawapening di wilayah Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tampak tertutup kembali oleh rumpun- rumpun enceng gondok yang terbawa angin, Selasa (27/6/2023).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Permukaan danau Rawapening dan dermaga DTW Bukit Cinta Rawapening di wilayah Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tampak tertutup kembali oleh rumpun- rumpun enceng gondok yang terbawa angin, Selasa (27/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Program revitalisasi danau Rawapening oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah telah mampu membuat permukaan danau alam ini bersih dari enceng gondok.

Hingga sejumlah daya tarik wisata (DTW) yang ada di sekitar danau Rawapening kembali hidup, karena hamparan genangan danau alam yang dikelilingi oleh gunung dan perbukitan ini terlihat lebih cantik.

Namun pertumbuhan gulma air (enceng gondok) kembali mengganggu estetika keindahan permukaan danau alam ini. Seperti yang terlihat di kawasan DTW Bukit Cinta Rawapening, di wilayah Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Selasa (27/6/2023) sore.

Di sekitar dermaga dan dan anjungan kawasan DTW ini kembali banyak dipenuhi tanaman enceng gondok. Pun demikian jika melihat di kawasan permukaan danau, rumpun gulma air ini menjadi pemandangan yang jamak terlihat.

Menurut pengelola DTW Bukit Cinta Rawapening, gulma air ini akan terlihat mengumpul di sekitar dermaga dan anjungan yang menjorok ke danau di kompleks Bukit Cinta Rawapening.

"Karena rumpun-rumpun enceng gondok memang tertiup angin dari arah timur ke barat dan akhirnya mengumpul di lokasi Bukit Cinta ini," kata Kepala UPTD Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Suyamto.

Pemandangan berbeda, lanjutnya, akan dapat dilihat pada pagi hari, saat angi dari arah lembah meniup rumpun-rumpun gulma air ini dan membawanya ke arah timur.

Sehingga perairan di kawasan DTW Bukit Cinta Rawapening ini akan terlihat bersih pada pagi hari. Tetapi setelah pukul 09.00 rumpun enceng gondok yang tertiup angin dari arah timur mulai memenuhi kawasan DTW ini.

"Jadi pergerakan rumpun-rumpun enceng gondok yang kembali menutup permukaan air di kawasan Bukit Cinta ini akan tergantung pada arah angin," katanya.

Bagi sebagian nelayan, tutupan rumpun-rumpun enceng gondok ini cukup mengganggu aktivitas mereka. Terutama para nelayan danau Rawapening yang mengandalkan hasil tangkapan dari menjaring.

Seperti diungkapkan oleh Hadi (53), salah seorang nelayan dari Desa Kebondowo. ia membenarkan akhir- akhir ini rumpun enceng gondok jamak terbawa angin ke arah barat dan akhirnya terkumpul di wilayah Desa Kebondowo.

"Namun saat kami berangkat untuk menangkap ikan, pada pagi hari, kawasan genangan air danau Rawapening di wilayah Desa Kebondowo relative lebih bersih dari gulma enceng gondok ini," katanya.

Keberadaan rumpun- rumpun enceng gondok di sekitar DTW Bukit Cinta rawapening juga dikeluhkan oleh Asri (27), salah seorang pengunjung asal Kabupaten Kendal.

Karena saat mengunjungi Bukit Cinta hari ini berbeda dengan tiga bulan lalu. Karena kawasan perairan DTW ini cukup bersih dan terlihat cantik. "Sekarang banyak lagi enceng gondok, jadi kembali terlihat seperti kotor," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement