Jumat 21 Jul 2023 22:30 WIB

Gubernur Jawa Tengah Berkomitmen Kembangkan Koperasi

Koperasi terdepan merealisasikan ketahanan pangan dan energi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi stan UMKM pada acara Central Java Coops Fest , yang digelar dalam rangka Hari Koperasi
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi stan UMKM pada acara Central Java Coops Fest , yang digelar dalam rangka Hari Koperasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berkomitmen mengembangkan koperasi, sehingga bisa menjadi soko guru perekonomian sesuai cita-cita Muhammad Hatta (Bung Hatta).

"Saat ini pembinaan terhadap koperasi terus dilakukan agar koperasi semakin tumbuh, dan juga bisa naik kelas. Untuk mencapai itu, koperasi yang ideal harus mempunyai jumlah anggota yang banyak," kata Ganjar Pranowo, usai menghadiri dan membuka Koperasi Expo Jateng dalam memperingati Hari Koperasi Ke-76 Tingkat Provinsi Jateng, di Alun-alun Bung Karno, Kabupaten Semarang, Jumat (21/7/2023).

Baca Juga

Kendati demikian, Ganjar mengakui masih banyak koperasi yang berjalan tidak sesuai asas, dan kasus yang paling umum adalah keberadaan koperasi yang disalahgunakan sehingga tak memberikan kesejahteraan bagi anggotanya.

"Itulah yang penting untuk kami dampingi. Nanti butuh pelatihan manajemen, nanti butuh akses keuangan, nanti butuh pemasaran sehingga koperasi ini betul-betul bisa menjalankan usahanya yang bisa menyejahterakan rakyat," ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Ganjar terus mengevaluasi keberadaan koperasi, khususnya yang jumlah anggotanya sedikit didorong agar dimerger atau dicoret karena tak jelas.

"Tapi koperasi yang bagus, sudah kami bina. Itu yang disampaikan, maka waktu itu, Pak Ganjar kenapa berani mencoret, lha tidak jelas kok. Kami harus berani ambil keputusan seperti itu, sehingga orang berkoperasi itu benar-benar mengerti," katanya menegaskan.

Menurut Ganjar, koperasi harus hadir dengan semangat menyejahterakan anggota, maka basis komunitas menjadi penting dalam berdirinya sebuah koperasi.

Jika tidak, ujar dia lagi, maka akan muncul bibit koperasi tidak jelas yang hanya digunakan untuk kepentingan pribadi.

"Jadi basis komunitas itu menjadi penting untuk pesantren, sekolahan yang jumlah anggotanya banyak-banyak itu, angkutan, ojol, dan sebagainya itu sebenarnya bisa dibuat koperasi sebagai sebuah kekuatan bersama," katanya pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement