Selasa 25 Jul 2023 16:46 WIB

Inisiasi Program 'Konselor Sebaya', Upaya UMY Antisipasi Kejahatan pada Mahasiswa

Kebanyakan mahasiswa lebih memilih menceritakan masalahnya kepada teman terdekat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UMY.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UMY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menginisiasi 'Konselor Sebaya' untuk bisa lebih memahami kondisi psikologis mahasiswa. Hal ini dikarenakan banyak permasalahan yang terjadi pada mahasiswa di luar.

Terakhir, kasus hilangnya salah satu mahasiswa UMY yang juga dikaitkan dengan kasus penganiayaan dan mutilasi. Rektor UMY, Prof  Gunawan Budiyanto mengatakan, penting bagi sebuah kampus untuk bisa lebih memahami kondisi psikologis mahasiswa.

Gunawan ingin agar mahasiswa tidak perlu merasa ragu untuk menceritakan apapun masalah yang dihadapi kepada pihak kampus. “Kami sudah berupaya menyosialisasikan kepada mahasiswa agar berhati-hati terhadap skema mencurigakan yang berpotensi kejahatan apapun bentuknya, mulai dari pinjaman online hingga ajakan yang bersifat mencurigakan," ujar Gunawan saat ditemui di kampus UMY.

Menurutnya, meski di kampus telah disediakan konselor berpengalaman, akan tetapi kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk menceritakan masalahnya kepada teman terdekatnya.

Untuk itu, UMY pun menginisiasi program bernama ‘Konselor Sebaya’. "Kami menginisiasi 'Konselor Sebaya' agar para mahasiswa dapat lebih terbuka untuk menceritakan masalahnya," ujar Gunawan.

Konselor Sebaya ini bertujuan agar mahasiswa dapat menjadi pendamping bagi teman-teman mahasiswa yang lain. Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK, Faris Al-Fadhat mengatakan, jika para mahasiswa yang akan menjadi Konselor Sebaya ini telah dilatih oleh konselor profesional bersertifikat agar dapat menerapkan praktik konseling dengan baik.

“Kami juga ingin meningkatkan kesadaran terhadap skema kejahatan yang semakin marak terjadi. Ini juga untuk menghindari mahasiswa terpapar pergaulan yang dapat memiliki dampak negatif bagi mahasiswa," jelas Faris.

Peningkatan kesadaran untuk mahasiswa dan kejahatan yang menyasar mahasiswa berusaha diantisipasi oleh pihak kampus sejak masa awal perkuliahan mahasiswa. Di mana pada masa orientasi mahasiswa juga akan mendapatkan materi terkait pentingnya kesadaran terhadap persoalan-persoalan tersebut.

"Walaupun baru diresmikan, sudah ada 77 mahasiswa UMY yang terdaftar sebagai Konselor Sebaya. Jumlah ini akan terus ditambah setiap tahunnya demi menjamin kenyamanan mahasiswa yang ingin menyampaikan persoalan," ujar Faris.

Mengenai korban kejahatan mutilasi yang diduga adalah mahasiswa UMY, Gunawan selaku rektor menegaskan bahwa pihak kampus masih tetap akan menunggu keterangan resmi dari Polda DIY dan hasil tes DNA yang sedang dilakukan pihak kepolisian.

Hingga saat ini, langkah dilakukan adalah bagaimana kampus dapat memahami lebih dalam masalah yang sering dihadapi mahasiswa. "Salah satunya melalui program Konselor Sebaya yang kami targetkan memiliki 1,000 konselor yang akan mendampingi dan menampung keluhan-keluhan mahasiswa,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement