REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Organisasi keagamaan memiliki peran penting dalam aksi-aksi kemanusiaan. Hal ini disampaikan Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah, Budi Setiawan saat mengikuti diskusi panen dalam Milad Humanitarian Forum Indonesia (HFI) ke-15, Rabu (30/8/2023).
"Organisasi keagamaan memiliki peran penting dalam kerja kemanusiaan, seperti bencana dan konflik sosial, khususnya di Indonesia yang cenderung berbudaya sosial yang berkiblat terhadap agama," kata Budi dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (31/8/2023).
Budi menyebut bahwa diskusi panel tersebut menjadi wadah diskusi bagi 19 organisasi yang tergabung di HFI untuk membahas rencana 15 tahun kedepan. HFI merupakan perkumpulan bagi organisasi dan lembaga yang berbasis agama, serta fokus pada kegiatan kemanusiaan dan pembangunan.
Pembahasan ini perlu dilakukan mengingat banyaknya permasalahan yang menjadi ranah kerja-kerja kemanusiaan saat ini, dan melihat banyaknya tantangan kedepan.
"Bagaimana 15 tahun ke depan, apa kira-kira yang akan direncanakan HFI. Kita harus berpikir dengan lebih baik karena tantangan kedepan terkait hubungan kemanusiaan maupun lingkungan. Karena saat ini lingkungan juga sudah menjadi masalah yang serius," ucap Budi.
Budi menjelaskan, kolaborasi antara MDMC dengan HFI juga terus berjalan, bahkan telah terjalin sejak 2008 lalu. Kolaborasi ini tidak hanya dalam aksi-aksi kemanusiaan di tingkat nasional, namun juga internasional.
"Perjalanan 15 tahun HFI menjadi sebuah kemajuan yang patut diapresiasi, karena hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi antar lintas agama dalam aksi kemanusiaan dapat terjalin secara efektif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Kolaborasi itu, katanya, sejalan dengan misi keterlibatan MDMC sebagai salah satu pendiri HFI. Pasalnya, penyatuan kerja sama antar organisasi lintas agama bisa mempermudah aksi kemanusiaan dan advokasi penanggulangan bencana di level nasional maupun global.
"Kemudian kami semua sepakat untuk mempererat hubungan antar organisasi dengan melakukan join need assessment, join protocol (SOP), pelokalan di tingkat global," ungkap Budi.