Senin 04 Sep 2023 11:05 WIB

Wali Kota Surabaya Beberkan Strategi Tekan Kenaikan Harga Beras

Saat ini harga dasar beras dari Bulog sudah naik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Pedagang menunjukkan beras di kiosnya (ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang menunjukkan beras di kiosnya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menyiapkan langkah solutif untuk mengantisipasi kenaikan harga beras. Hal ini terutama apabila harga beras dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).

Sebagaimana diketahui, komoditas yang menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di seluruh kabupaten/kota berdasarkan IHK di Provinsi Jawa Timur adalah beras. Namun, harga beras di Kota Surabaya masih berada di bawah HET dibandingkan di daerah lain yang sudah mengalami kenaikan.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyatakan, saat ini harga dasar beras dari Bulog sudah naik. Sebab itu, tak mungkin di sejumlah daerah tidak mengalami kenaikan harga beras.

"Nah, di Surabaya kita menjaga harganya itu, kita mensubsidi ongkos transportasinya, sehingga harga dari Bulog itu tidak berubah sampai di tempat pedagang jualan, sehingga naiknya tidak terlalu tinggi,” kata dia.

Selain itu, pemkot juga bekerja sama dengan daerah-daerah lainnya untuk memenuhi sejumlah kebutuhan pokok di Surabaya. Meskipun sudah menjalin kerja sama, tidak mungkin Surabaya menyubsidi pupuknya karena memang tidak diperbolehkan.

Pihaknya lebih memilih melakukan subsidi ongkos transportasi sehingga harganya tidak terlalu tinggi ketika dijual oleh pedagang. Di samping itu, Wali Kota Eri juga menjelaskan strategi dan langkah pemkot dalam upaya menurunkan inflasi di Kota Pahlawan.

Hal di mulai dari pemenuhan suplai komoditas barang kebutuhan pokok dan barang penting (bapokting) kepada pedagang pasar dari kelompok tani. Itu artinya harga komoditasnya lebih terjangkau sehingga kenaikan maupun penurunan harga komoditas dapat tetap terkendali.

Selanjutnya, pelibatan Bulog juga tetap diprioritaskan dalam operasi pasar komoditas beras agar harganya tetap stabil. Kolaborasi dan konsolidasi dengan berbagai stakeholder juga tetap dilakukan agar laju inflasi dapat dikendalikan dengan baik.

"Yakni, melakukan pemantauan dan pengawasan harga yang ada di pasar," jelasnya.

Bahkan, jika ada inflasi di Surabaya, ia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) langsung menganalisis inflasinya. Setelah itu, dilakukan langkah-langkah penyelesaiannya supaya bisa menekan inflasinya itu. Bahkan, jajaran PD Pasar Surya selalu memantau harga di pasar, agar tidak ada yang menjual di atas HET.

Apabila ada yang jual beras di atas HET, pihaknya segera melakukan langkah-langkah strategis yang solutif. Satu di antaranya dengan menjaga harga beras Bulog. Kemudian mensubsidi BBM transportasi untuk mengangkut barang dari daerah penghasil bahan pangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023, Kota Surabaya terjadi inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,29. Angka ini menurun karena pada Juli 2023 masih 0,15 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement