Kamis 07 Sep 2023 06:54 WIB

Perbaiki Sarana Pendidikan, LazisMU UMY Bedah Sekolah di Daerah Terpencil

Dalam enam bulan, tahap pertama pembangunan harus selesai.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Peletakan batu pertama program Bedah Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Ngasem, Gunungkidul.
Foto: Dokumen
Peletakan batu pertama program Bedah Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Ngasem, Gunungkidul.

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Lembaga Zakat Infak dan Shodaqoh (LazisMU) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus menunjukkan komitmennya memberi untuk negeri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperbaiki kualitas pendidikan di daerah-daerah terpencil, seperti program Bedah Sekolah.

"Kami telah memasuki daerah-daerah yang sulit, mendatangi ratusan sekolah Muhammadiyah dan TK 'Aisyiyah yang menghadapi tantangan serius. Seperti kondisi gedung yang memprihatinkan, ketidakmampuan anak-anak membayar SPP, dan kesulitan guru-guru untuk mendapatkan gaji," ujar Rektor UMY Prof Gunawan Budiyanto pada acara seremonial peletakan batu pertama program Bedah Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Ngasem, Kabupaten Gunungkidul.

Oleh karena itu, ia berharap adanya program Bedah Sekolah ini menjadi penyemangat bagi peserta didik untuk bisa mendapatkan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik. "Semoga program Bedah Sekolah ini dapat memberikan semangat dan kegembiraan bagi adik-adik dengan adanya tiga kelas baru," harap Gunawan.

Lebih lanjut, Ketua LazisMu UMY, Rozikan, mengatakan perobohan gedung dimulai Selasa (5/9/2023) pagi. Namun, yang lebih penting, ia menegaskan komitmen LazisMu UMY untuk menyediakan sekolah darurat sebelum perobohan gedung dimulai.

"Kami tidak memberikan waktu lama, maksimal dalam enam bulan. Tahap pertama pembangunan harus selesai, termasuk tiga ruangan kelas, sehingga anak-anak didik kita tidak harus terlalu lama berada dalam ruang kelas darurat," ujar dia.

Selain itu, ia mengatakan LazisMu UMY berkomitmen berkolaborasi dengan Muhammadiyah, baik dengan pimpinan ranting, cabang, maupun daerah di Playen. Salah satu program yang dijalankan adalah Save Our School atau Bedah Sekolah dengan MIM Ngasem sebagai salah satu penerima manfaatnya.

Ia menegaskan 70 persen dari dana yang digunakan berasal dari UMY dan selalu dipertanggungjawabkan di depan pimpinan dan donatur. Lazismu juga siap untuk mendampingi Lazismu Playen dalam meningkatkan kualitas zakat, infak, dan pendidikan di wilayah tersebut.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gunungkidul, Sadmonodadi, menekankan bahwa gedung yang diperbaiki ini akan menjadi aset berharga dalam memberikan pelayanan yang unggul kepada siswa dan masyarakat Ngasem. Ia juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama meningkatkan kualitas dan kompetensi kepala madrasah dan guru di MIM Ngasem.

"Mari bersama-sama kita membesarkan MIM Ngasem dan mendidik anak-anak menjadi individu yang lebih baik, yang sholeh, cerdas, dan berani," tegasnya.

Sadmonodadi juga menambahkan, gedung ini tentu akan menjadi modal untuk memberikan pelayanan yang baik kepada anak didik dan masyarakat Ngasem. Tapi itu juga sangat tergantung kepada bagaimana kepala sekolah dari MIM Ngasem ini memanfaatkan fasilitas tersebut.

“Kalau gedungnya bagus tapi tidak diimbangi dengan kerja keras, tentu akan mengurangi manfaatnya. Maka, mari bersama-sama kita membesarkan MIM Ngasem dan mendidik anak-anak menjadi individu yang lebih baik, yang sholeh, cerdas, dan berani," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement