Selasa 19 Sep 2023 20:49 WIB

BBPOM Yogyakarta Jemput Bola, Fasilitasi 100 UMKM Dapatkan NIE

Ada sekitar 100 UMKM yang difasilitasi selama dua hari.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Kegiatan Crash Program dan Desk Registrasi Dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan di Hotel Harper Yogyakarta, Selasa (19/9/2023).
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Kegiatan Crash Program dan Desk Registrasi Dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan di Hotel Harper Yogyakarta, Selasa (19/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 100 UMKM pangan olahan difasilitasi dalam registrasi pangan olahan yang diadakan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta.

Banyak kegiatan fasilitasi UMKM dalam rangka percepatan pengembangan dunia usaha pangan yang dilakukan Badan POM, salah satunya Crash Program dan Desk Registrasi Dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan.

Plt Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Ani Fatimah Isfarjanti menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya aktif Badan POM dalam mempermudah, mendekatkan diri dengan masyarakat dan mempercepat proses pendaftaran pangan sebagai bentuk dukungan Badan POM terhadap industri pangan.

"Ada sekitar 100 UMKM yang kami fasilitasi selama dua hari ini. Tapi, masih kami tunggu sampai waktu selesai kegiatan ini, jadi masih bisa bertambah jadi lebih dari 100 UMKM," ujar Ani saat ditemui dalam kegiatan Crash Program dan Desk Registrasi Dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan di Hotel Harper Yogyakarta, Selasa (19/9/2023).

Selain Crash Program dan Desk Registrasi Dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan, sebelumnya juga giat dilaksanakan Bimtek Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dan Desk Konsultasi CPPOB maupun registrasi pangan untuk membantu dan mempercepat UMKM di DIY dalam proses mendapatkan NIE.

Fasilitasi Bantuan Uji juga diberikan kepada UMKM, baik fasilitasi bantuan uji yang dilaksanakan di BBPOM di Yogyakarta maupun fasilitasi hasil kolaborasi pendampingan dengan lintas sektor, yaitu dari Dinas Koperasi dan UKM DIY (44 UMKM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY (45 UMKM) dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kulon Progo (6 UMKM) tentunya kesempatan masih terbuka untuk UMKM yang memang benar-benar berkomitmen untuk mendaftarkan produknya.

Kegiatan kolaborasi ini merupakan salah satu inovasi BBPOM di Yogyakarta (Inovasi BERPENDAR-Bersama Pendampingan UMKM Untuk Memperoleh Izin Edar) dan berhasil menjadi TOP Inovasi 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) tahun 2023.

"Di bulan September ini diselenggarakan Kegiatan Crash Program dan Desk Registrasi Dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan yang kedua, di mana yang pertama dilaksanakan pada bulan Maret 2023," jelas Ani.

Untuk kegiatan ini, tim Badan POM dari Direktorat Registrasi Pangan Olahan dipimpin oleh Ibu Yeni Oktaviany beserta 7 (tujuh) petugas evaluator, yang bertugas untuk melaksanakan evaluasi dan penilaian dokumen pendaftaran produk pangan yang telah diajukan oleh pelaku usaha di DIY.

Selain petugas BPOM Pusat, hadir petugas dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul yang akan memberikan konsultasi dan pendampingan terkait permasalahan pada akun OSS RBA.

Kegiatan Crash Program dan Desk Registrasi Dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan selama 2 hari ini menghasilkan 16 Nomor Izin Edar (NIE) pangan baru, dan verifikasi akun 19 perusahaan (meliputi pendaftaran akun baru, penambahan jenis pangan, dan penambahan pabrik baru.

Menurut Ani, kegiatan hari ini hanya membuka kuota hingga sekitar 100 orang, karena keterbatasan jumlah evaluator yang hanya berjumlah 7 orang. Akan tetapi, para pelaku UMKM dapat melakukan registrasi pangan olahan mereka langsung di kantor BPPOM Yogyakarta maupun di Mal Pelayanan Publik (MPP).

"Dua hari ini 100 orang, karena keterbatasan dari evaluatornya. Hal ini sebenarnya sudah rutin ada langsung pelayanan publik di kantor dan MPP, jadi pelaku usaha tidak perlu ke sini, bedanya di sini hanya untuk bertemu evaluator dan NIE bisa langsung keluar," jelasnya.

Ia menambahkan, aplikasi Registrasi Pangan Olahan Berbasis Resiko yang telah terintegrasi OSS RBA melalui subsite ereg-rba.pom.go.id, untuk UMKM Pangan dengan produk risiko menengah rendah dapat mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE)  dalam waktu 1 hari kerja. Hal ini menjadi bukti bahwa aplikasi ereg-rba dapat mempercepat proses registrasi pangan olahan, dan dengan adanya Crash Program dan Desk Registrasi Dalam Rangka Jemput Bola Registrasi Pangan Olahan ini dapat mempercapat evaluasi produk pangan dengan resiko tinggi.

"Dengan telah dikeluarkannya NIE ini, produk pangan tersebut telah mempunyai legalitas untuk diperjualbelikan di pasar offline maupun online," katanya.

Salah satu pelaku usaha kuliner asal Sleman binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Novira mengatakan bahwa keinginannya untuk mendaftarkan produknya NIE agar konsumen merasa lebih percaya dan aman dalam membeli produknya.

"Kalau terdaftar dan ada izin edar, maka akan lebih aman ketika diedarkan. Harapannya jadi makin laris produknya," kata pemilik pentol frozen merek Pentol Semangat.

Untuk uji lab, Pentol Semangat telah difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY yang dengan giat mensosialisasikan pentingnya memiliki NIE dan keamanan pangan olahan. "Di sini daftarnya bisa langsung sama BPPOM dan dibantu proses dokumennya, jadi bisa langsung mendapatkan NIE," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement