Senin 09 Oct 2023 14:36 WIB

Unisa Yogya Kukuhkan Profesor Perempuan Ilmu Kebidanan Pertama di Indonesia

Melalui capaian ini diharapkan Unisa Yogyakarta menjadi universitas unggul.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Penyerahan Surat Keputusan (SK) guru besar perempuan pertama di bidang ilmu kebidanan di Indonesia kepada Mufdlilah yang merupakan civitas akademik Unisa Yogyakarta.
Foto: Dokumen
Penyerahan Surat Keputusan (SK) guru besar perempuan pertama di bidang ilmu kebidanan di Indonesia kepada Mufdlilah yang merupakan civitas akademik Unisa Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mengukuhkan profesor perempuan pertama di Indonesia di bidang Ilmu Kebidanan, Mufdlilah. Mufdlilah menerima Surat Keputusan (SK) guru besar pada 6 Oktober yang diserahkan langsung oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Aris Junaidi.

Aris memberikan apresiasinya terhadap prestasi yang diraih Mufdlilah. Dedikasi dan komitmen di dunia pendidikan kebidanan, katanya, merupakan inspirasi bagi bidang Ilmu Kebidanan.

Dikatakan, Mufdlilah telah menunjukkan dengan tekun melakukan Tridarma Perguruan Tinggi dengan bisa mencapai puncak akademik guru besar. Capaian ini merupakan contoh nyata bahwa perjalanan dari pendidikan vokasi hingga mencapai guru besar menjadi sesuatu yang mungkin untuk diupayakan.

"Profesor bidang kebidanan memiliki peran signifikan di era disrupsi untuk dunia kesehatan. Mendapat amanah ini, wajib disyukuri dan dioptimalkan untuk kemajuan pengembangan kampus, akademik, dan bermanfaat untuk masyarakat," kata Aris.

Sementara itu, Mufdlilah pun mengucapkan rasa syukurnya atas pencapaian guru besar ini. Pencapaian ini menurutnya juga dalam rangka mendukung penjaminan mutur pendidikan di Indonesia, khususnya di DIY.

"Pencapaian prestasi ini sangat membanggakan bagi saya dan Unisa tentunya dalam rangka mendukung penjaminan mutu institusi, dengan harapan nantinya akan banyak yang mendapatkan kesempatan memperoleh jabatan fungsional guru besar. Semoga akan lebih banyak memberikan kebermaknaan untuk Unisa," katanya.

Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, juga mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih oleh dosen Unisa Yogyakarta tersebut. Ia pun berharap pencapaian tersebut menjadi semangat dan motivasi untuk terus bisa menguatkan kapasitas dan kualitas diri, serta instansi pendidikan tinggi.

Disebutkan bahwa guru besar merupakan jabatan puncak akademik. Harapannya, melalui capaian ini Unisa Yogyakarta terus berkembang menjadi universitas yang unggul.

"Semoga pencapaian ini menjadi virus positif untuk civitas lainnya agar kita semua semangat untuk meraih guru besar," ujar Warsiti.

Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unisa Yogyakarta, Noordjannah Djohantini juga berharap semakin unggul dan berkemajuan dengan diserahkannya SK guru besar tersebut. Noordjannah menegaskan Mufdlilah merupakan guru besar kebidanan pertama di Indonesia dan hal ini perlu diapresiasi.

Pasalnya, ilmu kebidanan menjadi cikal bakal berdirinya Unisa Yogyakarta. Ilmu kebidanan, katanya sangat lekat dengan perempuan dan Unisa yang dikelola oleh organisasi perempuan. "Kami atas nama BPH merasa bangga atas capaian guru besar," kata Noordjannah.  

Dikatakan, guru besar di lingkungan Unisa memiliki tanggung jawab dalam pendidikan, serta ada misi lain yang diharapkan untuk persyarikatan Muhammadiyah. Kehadiran guru besar ini, kata Noordjannah, memberikan pengaruh yang signifikan dan positif.

"Harapannya akan makin berkhidmat dan memberikan teladan untuk kita semua," ungkapnya. Penyerahan SK guru besar bidang Ilmu Kebidanan kepada Mufdlilah menjadi sejarah baru dalam dunia kebidanan di Indonesia.

Ini juga membawa harapan besar untuk perkembangan ilmu kebidanan dan pendidikan tinggi di Tanah Air. "Dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi, Prof Mufdlilah telah membuktikan bahwa prestasi luar biasa dapat diraih dengan kerja keras dan tekad yang kuat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement