REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Operasi pencarian terhadap survivor yang dilaporkan belum kembali ke rumah setelah beraktivitas di sekitar kawasan hutan wilayah Dusun Ngaglik, Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, berlanjut hingga hari ketiga, Selasa (10/10).
Selain menambah jumlah personel regu pencari pada operasi pencarian ini, tim SAR gabungan yang dikoordinasikan oleh BPBD Kabupaten Semarang juga memperluas area pencarian hingga 1,5 kilometer dari pencarian hari sebelumnya.
Namun hingga pukul 14.00 WIB, operasi pencarian belum menemukan tanda-tanda maupun petunjuk keberadaan survivor, atas nama Suwardi (60), warga Dusun Ngaglik, Desa Nyatnyono tersebut.
Kepala Desa Nyatnyono, Parsunto yang dikonfirmasi mengungkapkan, pada operasi pencarian ini mengerahkan tak kurang 70 – 80 personel yang terbagi dalam enam Search and Rescue Unit (SRU).
Selain itu, area penyisiran tim SAR gabungan juga telah diperluas 1 hingga 1,5 kilometer dari pencarian hari kemarin. Karena pada upaya pencarian sebelumnya, penyisiran dilakukan hingga batas hutan dengan tebing, di kawasan hutan Ngaglik.
Area penyisiran pun diperluas hingga tebing dan dasar jurang atau diperluas hingga sekitar 1- 1,5 kilometer dari area pencarian sebelumnya. Demikian pula, pada operasi pencarian ini juga terlibat unsur relawan dari sejumlah wilayah di Gunung Ungaran.
Seperti relawan Mawar yang menyisir dari arah Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, relawan Promasan, Boja Kabupaten Kendal yang menyisir dari arah Promasan dan juga relawan dari Desa Lerep yang melakukan penyisiran melalui Indrokilo.
“Namun sampai dengan siang hari, sekitar pukul 14.00 WIB, ikhtiar tim SAR gabungan belum menemukan petunjuk keberadaan salah satu warga kami,” jelasnya, saat dikonfirmasi di posko pencarian, di Mushola Sendang Amanah, Dusun Ngaglik.
Parsunto juga meyampaikan, pada operasi pencarian hari ini sempat ditemukan sandal yang ditengarai milik survivor, namun setelah dicek kepada pihak keluarga, barang tersebut bukan milik survivor.
Berdasarkan koordinasi dengan Basarnas, lanjut Parsunto, SOP operasi pencarian akan berlangsung selama tujuh hari, namun demikian tim SAR gabungan masih akan berkoordinasi dengan pihak keluarga.
“Apabila pihak keluarga masih menghendaki agar pencarian dilanjutkan, tentunya kami dari pemerintah desa masih akan mengupayakan atas nama kemanusiaan,” ungkap Nyatnyono.
Salah seorang anggota SRU, Kabul Setiawan (44) menambahkan, operasi pencarian hari ini setiap SRU menyisir beberapa lokasi yang sebelumnya belum terjangkau oleh tim SAR Gabungan.
Tim misalnya melakukan pencarian hingga jurang di luar kawasan hutan pinus Ngipik. Bahkan tim juga telah menyisir di dasar jurang untuk mencari keberadaan survivor. “Namun hari ini belum membuahkan hasil,” katanya.
Sebelumnya, Suwardi salah satu warga Dusun Ngaglik dilaporkan belum kembali ke rumah setelah melakukan aktivitas rutin menderes nira dan menyiram tanaman cengkeh di kebunnya, pada hari Sabtu (7/10).
Berdasarkan penuturan Solikun (36), anak kandung survivor, ayahnya biasa beangkat dari rumah pukul 08.00 WIB dan kembali ke rumah pada pukul 16.00 WIB, untuk beraktivitas menderes nira dan menyiram tanaman cengkeh di sekitar kawasan hutan Gunung Ungaran lingkungan Dusun Ngaglik.
Namun pada Sabtu akhir pekan kemarin belum kembali hingga pukul 19.00 WIB. “Padahal bapak ini sudah sangat hafal dengan jalan atau kawasan hutan Ngaglik, karena memang setiap harinya beraktivitas di sana,” jelas dia.