Selasa 31 Oct 2023 19:31 WIB

Cegah Insiden Jembatan Kaca Terulang, Pemkab Banyumas Kumpulkan Pelaku Wisata

Sedikitnya 73 pelaku wisata menghadiri acara ini.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
 Pertemuan antara Pemkab Banyumas dan para pelaku wisata untuk mengantisipasi insiden yang terjadi di jembatan kaca
Foto: Dokumen
Pertemuan antara Pemkab Banyumas dan para pelaku wisata untuk mengantisipasi insiden yang terjadi di jembatan kaca

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Pemerintah Kabupaten Banyumas mengumpulkan para pelaku wisata untuk mengantisipasi kejadian buruk seperti insiden yang terjadi di jembatan kaca 'The Geong' Limpakuwus. Kegiatan dilaksanakan di Pendopo Wakil Bupati, Selasa (31/10/2023) siang.

Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro memimpin langsung arahan serta menghadirkan narasumber dari sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) seperti Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pekerjaam Umum, dan lainnya. Pada kesempatan ini sedikitnya 73 pelaku wisata menghadiri acara ini.

Usai memberikan pengarahan, Pj Bupati Hanung Cahyo Saputro mengatakan kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari penetapan tersangka oleh Polres Banyumas terkait dengan insiden jembatan kaca yang mengakibatkan seorang wisatawan meninggal dunia dan satu orang lainnya luka-luka akibat terjatuh setelah kaca wahana tersebut pecah ketika diinjak.

"Kita bicara tentang pengelolaan ke depan saja. Jadi, pertama memang sebelum ada audit dan sertifikasi layak untuk tempat wisata, kita tutup dulu semuanya, mulai besok Rabu (1/11) kita bentuk tim," katanya.

Tim nantinya diminta langsung bekerja pada Kamis (2/11/2023) untuk melakukan audit terhadap seluruh wahana jembatan kaca dan sejenisnya hingga dinyatakan layak digunakan terutama dari sisi keselamatannya.

"Kami sudah mengajak para pelaku wisata untuk membicarakan rencana audit tersebut dan mereka menyatakan sepakat. Selain itu, para pelaku wisata memaklumi kebijakan pemkab yang menutup sementara seluruh wahana jembatan kaca maupun wahana lainnya yang berisiko," jelasnya.

Hanung menambahkan, tim diminta bergerak cepat, sehingga dalam satu-dua bulan ke depan semuanya sudah selesai audit dan boleh buka. Ia juga mengajak semua pihak untuk tidak membicarakan jembatan kaca 'The Geong' yang diketahui tidak berizin karena saat ini yang paling utama adalah memperbaiki semuanya demi kebaikan ke depan.

"Semua tempat wisata, baik yang memang kaca ataupun tidak, tapi berisiko, pastikan punya sertifikat dulu dan harus layak dari sisi K3-nya, terutama dari sektor keamanan," ujar dia.

Hanung menyebut selain jembatan kaca, wahana yang berisiko adalah seperti flying fox, bungee jumping, susur sungai juga akan diaudit satu per satu hingga dinyatakan layak digunakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement