Sabtu 11 Nov 2023 15:12 WIB

Optimalkan Potensi Kelautan, Bupati: Bantul Butuh Pelabuhan Ikan

Adanya pelabuhan agar kapal ikan berkapasitas besar bisa sandar.

Nelayan mengambil ikan hasil tangkapan di Pantai Depok, Bantul, D.I Yogyakarta.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Nelayan mengambil ikan hasil tangkapan di Pantai Depok, Bantul, D.I Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih menyatakan, wilayahnya membutuhkan pelabuhan pendaratan ikan untuk mengoptimalkan potensi perikanan yang ada di laut selatan daerah itu.

"Kita punya potensi laut yang selama ini belum tergarap secara optimal, padahal kekayaan ikan laut kita sangat melimpah, tetapi itu belum kita ambil, sehingga kita memerlukan prasarana berupa pelabuhan pendaratan ikan," kata Bupati Halim di Bantul.

Menurut dia, potensi perikanan di laut selatan Bantul di antaranya ikan tuna, ikan layur, dan ikan bawal. Namun selama ini aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan pantai masih menggunakan perahu-perahu yang kapasitas tiga gross ton.

Oleh karena itu, kata bupati, diperlukan dermaga atau pelabuhan pendaratan ikan di wilayah pantai selatan Bantul, agar kapal ikan berkapasitas besar bisa sandar.

"Untuk mewujudkan itu masih dilakukan kajian tentang kelayakan teknis, karena terjadi sedimentasi terus menerus, di wilayah Pantai Depok ada muara Sungai Opak, rencana di sana yang di bawah Jembatan Kretek bisa untuk pelabuhan pendaratan ikan," ujarnya.

Akan tetapi, untuk keluar dari muara Sungai Opak menuju laut selatan harus melewati Sowangan atau semacam pintu kecil, yang mana di wilayah itu terjadi pendangkalan karena ada sedimentasi atau pasir yang mengendap usai terbawa aliran sungai.

"Maka kalau kita membangun pelabuhan ikan di wilayah Depok itu agar kapal ikan kapasitas 30 gross ton bisa keluar masuk laut, harus mengeruk pasirnya setiap hari, layak tidak dibanding potensi keuntungan yang akan kita raih," kata dia.

Oleh karena itu, pelabuhan pendaratan ikan di pantai selatan Bantul sedang dalam kajian para ahli, dan tentunya Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berkomitmen untuk mewujudkan hal itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan nelayan.

"Jadi, tinggal bagaimana kita mengatasi sedimentasi harian, berarti sebelum kapal ikan itu keluar, pasir harus dikeruk dulu. Jadi, ini semata-mata untuk memanfaatkan potensi laut kita yang melimpah, yang itu bisa kita jadikan sebagai sumber daya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat," ungkap bupati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement