Ahad 24 Dec 2023 16:12 WIB

Kawasan Gumaton Masih Jadi Favorit Wisatawan Saat Nataru di Yogyakarta

Posko kesehatan juga didirikan di kawasan Gumaton.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Andong membawa wisatawan berkeliling di kawasan wisata ikonik Malioboro, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Andong membawa wisatawan berkeliling di kawasan wisata ikonik Malioboro, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengatakan bahwa kawasan Tugu, Malioboro, dan Keraton (Gumaton) masih akan menjadi destinasi favorit dikunjungi wisatawan saat libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2024. Terlebih pada malam pergantian tahun di kawasan Tugu dan Malioboro.

Sebab, tiap malam tahun baru sering digelar kegiatan menyambut pergantian tahun. Begitu pun dengan tahun ini yang diperkirakan akan dipadati oleh wisatawan maupun warga di kawasan tersebut.

"Gumaton masih menjadi destinasi utama yang akan dikunjungi wisatawan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogya, Wahyu Hendratmoko.

Pemkot Yogyakarta menargetkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 1,8 juta selama 2023 ini. Meski begitu, data per November 2023 menunjukkan bahwa target tersebut sudah terlampaui hingga dua kali lipat lebih.

"Akhir November (2023) kemarin dari hasil statistik sudah berhasil mendatangkan wisatawan sekitar empat jutaan," ujar Wahyu.

Kedatangan wisatawan ke Kota Yogyakarta dimulai pada sebelum Natal yakni 23 Desember 2023. Wahyu menuturkan, mulai tanggal tersebut terjadi pergerakan terbesar wisatawan hingga 1 Januari 2024.

Menghadapi lonjakan wisatawan selama Nataru, Pemkot Yogyakarta juga sudah menyiapkan berbagai fasilitas untuk warga maupun wisatawan. Seperti posko kesehatan yang juga didirikan di kawasan Gumaton.

Tidak hanya itu, transportasi umum untuk menunjang mobilitas warga dan wisatawan juga disiapkan. Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo pun mengimbau warga dan wisatawan untuk menggunakan transportasi umum untuk mengurangi kepadatan kendaraan yang masuk ke Yogyakarta selama Nataru.

"Transportasi sebisa mungkin menggunakan transportasi umum, ini juga berkaitan dengan daya tampung dan daya dukung Kota Yogya terhadap (kemungkinan) banyaknya wisatawan yang menggunakan moda transportasi pribadi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement