Senin 11 Mar 2024 14:47 WIB

Pj Gubernur Jatim Minta Respons Cepat Bencana Hidrometeorologi

Diperkirakan masih ada potensi cuaca ekstrem hingga Maret ini.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
(ILUSTRASI) Kondisi cuaca.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono kembali mengingatkan warga agar selalu waspada akan bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang, banjir, dan tanah longsor. Pasalnya, hingga Maret ini diperkirakan masih ada potensi cuaca ekstrem, yang dapat meningkatkan ancaman bencana.

Adhy mengimbau seluruh masyarakat di Jatim meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, terlebih ketika turun hujan dengan intensitas tinggi, yang dapat disertai angin kencang.

Baca Juga

“Sepekan ini banyak kejadian banjir, angin kencang, dan tanah longsor di berbagai daerah. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, agar terhindar dari bencana yang mengancam,” kata Adhy, Ahad (10/3/2024).

Adhy menyatakan kesiapan seluruh perangkat daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dalam menghadapi potensi hidrometeorologi. Seluruh sistem kesiapsiagaan bencana pun diklaim siap guna.

“Baik dalam bentuk peralatan maupun pasukan, semuanya siap. Seluruh elemen utama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial wajib fast response dan lakukan langkah antisipasi di masa-masa seperti ini,” ujar Adhy.

Sejak awal tahun ini, sejumlah daerah di Jatim dilanda bencana. Adhy mencontohkan Kabupaten dan Kota Mojokerto yang dilanda banjir belakangan ini. “Kemudian di Kabupaten dan Kota Probolinggo, Kabupaten Madiun, Magetan, dan Ngawi juga terjadi banjir luapan air sungai usai hujan deras,” kata Adhy.

Adhy memastikan penanganan di daerah-daerah yang dilanda bencana banjir tersebut. “Alhamdulillah, sesuai update dari teman-teman di lapangan, kondisi saat ini semua telah surut total dan tidak ada korban jiwa,” ujar dia.

Menurut Adhy, Pemprov Jatim berupaya merespons cepat kejadian bencana dan melakukan langkah-langkah mitigasi. Seperti mengembangkan sistem peringatan dini (early warning system) terpadu BPBD, yang notifikasinya disebarluaskan melalui berbagai sarana komunikasi.

“Kami juga telah memperkuat tanggul-tanggul yang kritis, meningkatkan kapasitas pompa air, dan normalisasi sungai untuk meningkatkan kapasitas daya tampung air, sekaligus melancarkan aliran,” ujar Adhy.

Adhy mengatakan, Pemprov Jatim juga berupaya meningkatkan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi dan pengembangan Destana (Desa Tangguh Bencana), Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), dan melakukan gerakan tanam pohon yang dilakukan secara kolaboratif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement