REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Februari 2024 mencapai 4,39 persen. Angkanya disebut turun 0,85 persen dibandingkan Februari 2023.
“Ini berarti, dari seratus orang angkatan kerja, ditemukan empat orang yang menganggur,” kata Kepala BPS Provinsi Jateng Dadang Hardiwan, dalam siaran persnya, Senin (6/5/2024).
Dadang menjelaskan, tingkat pengangguran terbuka merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar. “Angka ini juga sebagai indikator kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja suatu daerah,” kata dia.
Menurut Dadang, tren pengangguran mengalami penurunan sejak 2022. Ia menjelaskan, jika dilihat dari tempat tinggalnya, pengangguran di wilayah perkotaan, yang mencapai 5,02 persen, lebih tinggi dibanding di wilayah perdesaan. Adapun jika dilihat dari tingkat pendidikannya, kata dia, tamatan SMK masih mendominasi pengangguran di Jateng.
Dadang mengatakan, jumlah angkatan kerja di Jateng hingga Februari 2024 tercatat mencapai 21,35 juta orang. Dari jumlah tersebut, kata dia, penduduk yang bekerja tercatat mencapai 20,31 juta orang. Menurut dia, sektor pertanian masih mendominasi lapangan pekerjaan utama penduduk bekerja di Jateng, dengan jumlah mencapai 5,78 juta orang.