Rabu 08 May 2024 10:49 WIB

Harapan Rektor UAD untuk Presiden Baru: Kebijakan Progresif Dukung Palestina

Rektor UAD berharap langkah-langkah konkret untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Irfan Fitrat
Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ​​Prof Muchlas saat Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel di Aula Masjid Islamic Center UAD, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (7/5/2024)
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ​​Prof Muchlas saat Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel di Aula Masjid Islamic Center UAD, Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (7/5/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ​​Prof Muchlas menaruh harapan pada presiden Indonesia terpilih hasil Pemilu 2024 dalam kaitannya dengan Palestina. Ia berharap ada kebijakan atau langkah-langkah progresif dalam mendukung rakyat Palestina.

“Kita berharap kepada presiden yang baru ada kebijakan dari negara Indonesia ini yang lebih progresif, sesuai dengan spirit yang telah dijalankan Bu Menteri Luar Negeri kita (Retno Marsudi). Jadi, harus ada langkah-langkah yang lebih progresif untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina,” kata Muchlas.

Baca Juga

Hal itu disampaikan selepas Aksi Bela Palestina dan Kutuk Israel yang berlangsung di Aula Masjid Islamic Center UAD, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (7/5/2024). Aksi Bela Palestina ini serentak digelar Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) di lebih dari 100 kampus di Indonesia.

Muchlas mengatakan, selama ini Indonesia memang sudah memberikan dukungan, juga bantuan untuk rakyat Palestina. Salah satu bentuk dukungan itu, kata dia, dengan tidak membuka kedutaan besar Republik Indonesia di Israel.

“Kita juga tidak mengizinkan Israel membuka kedutaan besarnya di Indonesia. Itu sudah satu sikap yang diperlukan untuk membantu memberikan motivasi kepada bangsa Palestina,” kata Muchlas.

Muchlas berharap dukungan terhadap Palestina yang dilakukan selama ini terus dilakukan, bahkan diperkuat. Apalagi, bangsa Palestina sudah lama dijajah Israel. Bahkan, sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 34 ribu warga Palestina meninggal dunia, termasuk perempuan dan anak-anak. Ia berharap Pemerintah Indonesia dapat membantu mewujudkan kemerdekaan Palestina. 

“Kita ingin lebih dari itu, kita ingin langkah-langkah konkret yang dilakukan (oleh Indonesia) untuk porsi kemerdekaan bagi bangsa Palestina,” kata Muchlas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement